MALANG, Tugujatim.id – Setelah 4 bulan berseteru soal sengketa merek produk kecantikan, Pengadilan Niaga (PN) Surabaya akhirnya mengabulkan sebagian gugatan PT PStore Glow Bersinar Indonesia atas merek dagang MS Glow. Keputusan final yang diajukan PS Glow ini menggugat 6 pihak sekaligus terkait MS Glow. Yaitu, PT Kosmetika Global Indonesia, PT Kosmetika Cantik Indonesia, Gilang Widya Pramana (Juragan 99), Shandy Purnamasari, Titis Indah Wahyu Agustin, dan Sheila Marthalia.
Berdasarkan gugatan dengan nomor perkara 2/Pdt.Sus-HKI/Merek/2022/PN Niaga Sby, putusan yang diwakilkan oleh Edy Hartono SH dari pihak PT PStore Glow Bersinar Indonesia itu menyatakan penggugat memiliki hak eksklusif atas penggunaan merek dagang PS Glow dan merek dagang PStore Glow yang terdaftar pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia untuk jenis golongan barang/jasa 3 (kosmetik).
Dijelaskan juga, Shandy, sang suami, serta keempat tergugat lainnya secara tanpa hak dan telah menentang hukum menggunakan merek dagang MS Glow yang memiliki kesamaan dengan merek dagang PS Glow dan PSS Glow.
Tapi, Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya tidak mengabulkan seluruh nilai ganti rugi yang awalnya diajukan PS Glow yaitu senilai Rp360 miliar. Dalam keputusannya, hakim memutuskan untuk menghukum tergugat secara tanggung renteng membayar ganti rugi sebesar Rp37,9 miliar.
Kalah dalam gugatannya, Shandy Purnamasari selaku pemilik MS Glow yang mengklaim produk miliknya yang lebih dulu meluncur, mencurahkan kesedihan dan ketidakadilan yang dia rasakan di akun Instagram miliknya @shandypurnamasari.

“Bagaimana bisa kami merek MSGLOW disebut di dalam poin 3 secara tanpa hak dan melawan hukum meniru *SGlow / *SStoreglow? Jelas2 merk kami itu sudah ada jauh lebih dulu merk itu,” tulis istri dari Juragan 99 itu.
Perempuan berusia 30 tahun itu turut menuturkan kekecewaannya pada hukum Indonesia yang dinilai mengabaikan fakta hukum yang ada di lapangan bahwa MS Glow-lah yang lebih dulu ada dan lebih dulu terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Shandy melanjutkan, dia merasa dirugikan dan tidak ada perlindungan bagi mereka yang sudah berjuang menghabiskan masa muda untuk membesarkan MS Glow.
“Walaupun masih ada jalan kasasi untuk proses selanjutnya, tp rasanya tidak adil brand yg meniru kok lebih arogan dri brand yg lebih lama? Bapak2 Hakim Pengadilan Niaga Surabaya,
Semoga keadilan masih ada buat kami,” tutupnya dalam akunnya.

Tak lama kemudian, pada Kamis (14/07/2022) Shandy turut mengklarifikasi tentang isu di media bahwa MS Glow bakal berhenti produksi dan menarik seluruh produk yang telah beredar di Indonesia. Sambil meng-tag media yang memuat judul berita provokatif, Shandy menuliskan bahwa dia menyayangkan media yang membuat berita yang bisa berdampak pada ribuan karyawan yang harus hidup dari MS Glow dan ratusan ribu seller yang menggantungkan hidup pada perusahaan kosmetik yang dibentuk pada 2013 itu.
“Arogan sekali sampe minta msglow berhenti produksi. Naudzubillah Min Dzalik,” tulisnya dibarengi dengan hashtag #stophoax kemudian.
Awal mula dari sengketa dua perusahaan yang berfokus pada produk kecantikan ini adalah kemiripan produk dari MS Glow milik Shandy Purnamasari dan PS Glow milik Putra Siregar. Karena hal ini, Shandy yang pertama kali melayangkan gugatan pada PS Glow di Pengadilan Niaga Medan. Pihak Shandy mengklaim bahwa merek MS Glow-lah yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual sejak 2016.
Dikutip dari berbagai sumber, pengacara dari Shandy Purnamasari yaitu Arman Hanis mengatakan kliennya sudah mendapatkan sertifikat merek lebih dulu.
“Intinya, klien saya lebih dulu mendapat sertifikat merek. Kalau pembuktiannya seperti apa, nanti di pengadilan saja,” ujar Arman Hanis.
Menurut dia, MS Glow telah didaftarkan sejak 2016 dan resmi tercatat di Ditjen HAKI pada 2020. Sementara merek PS Glow milik Putra Siregar saja baru didaftarkan Januari 2022.
Tak terima dengan gugatan tersebut, PT Pstore Glow Bersinar Indonesia yang menaungi PS Glow menjawab dengan menggugat balik MS Glow karena mereka disebut sudah tercatat di Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual dan membuat permohonan agar Majelis Hakim menyatakan merek dari Putra Siregar itu sebagai pemilik eksklusif merek PS Glow.
PS Glow juga menggugat karena produk kecantikan milik istri pengusaha kaya raya asal Malang, Juragan 99, itu untuk menghukum secara tanggung renteng penghentian produksi, perdagangan, serta menarik seluruh produk kosmetik dengan merek “MS GLOW” yang telah beredar pada wilayah hukum Negara Republik Indonesia disertai DWANGSOM sebesar Rp1.000.000.000 untuk setiap hari keterlambatan para tergugat. Perkara ini juga menggugat keenam pihak pemegang MS Glow untuk membayar ganti rugi Rp360 miliar pada gugatan awal di 12 April 2022.
Sementara itu, kini Shandy sedang memperjuangkan haknya dengan mengajukan upaya hukum kasasi atas putusan Majelis Hukum kemarin.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim