MOJOKERTO, Tugujatim.id – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto belum juga surut. Tentu saja, banjir di Ngrame, Pungging, Kabupaten Mojokerto, Jumat (08/03/2024), juga membuat masyarakat terganggu saat bekerja, salah satunya kurir paket. Bagaimana suka duka kurir di Mojokerto menjalankan tugasnya di tengah banjir yang melanda?
Update terkini, banjir juga menghampiri Dusun Gading di Ngrame, Pungging, Kabupaten Mojokerto. Terang saja, tidak hanya warga sekitar yang menderita akibat banjir ini. Juru antar alias kurir ekspedisi turut mengalami kendala saat sedang mengirim pesanan warga dari lokapasar (marketplace). Seperti yang dialami salah satu kurir lokapasar M. Arizal Rosandi.
Baca Juga: 5 Tips Psikolog, Atasi Homesick saat Ramadan: Anak Rantau Wajib Tahu!
Rizal, sapaan M. Arizal Rosandi, kurir di Mojokerto ini mengaku kelimpungan mengantar pesanan warga dari lokapasar. Sebab, banjir di beberapa Kabupaten Mojokerto terjadi tidak lama pasca momen belanja pada tanggal kembar atau cantik yaitu 3 Maret 2024.
“Tentu saja banyak yang pesan, seringnya tanggal cantik itu digunakan pemesan, soalnya banyak promonya. Nah, kemarin momen 3.3 jadi banyak sekali pesanan yang harus kami antarkan,” ujar Rizal, Jumat (08/03/2024).

Tidak hanya kesulitan mengirim paket pesanan pembeli karena harus menerjang banjir yang belum surut. Rizal juga mengalami kesulitan lain karena pembeli ternyata harus mengungsi ke tempat lain. Bahkan, pembeli yang rumahnya terdampak banjir masih sibuk menyelamatkan barang-barang pribadi.
“Memang berhasil terkirim, namun agak lama karena harus konfirmasi satu per satu dari pembeli. Apalagi pembeli kan tidak mengungsi pada satu titik saja, tersebar di beberapa lokasi. Makanya kami konfirmasi dulu pembeli sedang berada di mana agar paket dapat kami kirim,” beber Rizal.
Walau pengiriman memakan waktu lebih lama, Rizal mengaku bahwa baik kurir maupun pembeli sudah memaklumi bencana banjir kali ini. Sebab, pembeli juga sangat membutuhkan barang yang telah dipesan, sementara kurir harus segera membereskan pekerjaan yaitu mengantar barang yang dipesan pembeli.
“Alhamdulillah, sama-sama ngertinya. Kami selaku kurir juga paham kalau sedang terjadi bencana, kami juga samperin ke tempat pengungsian. Sedangkan pembeli juga butuh sebab mayoritas barang yang dibeli akan dipakai untuk bulan puasa dan Lebaran,” ujar Rizal.
Dia yang telah berprofesi tujuh tahun lebih sebagai kurir di Mojokerto ini menganggap terjadinya banjir ini sebagai risiko pekerjaan. Terlebih Rizal harus terjun sendiri menerjang banjir untuk mengirim paket pesanan.
“Jadi ya gatal-gatal karena kena air banjir sudah risiko. Karena sudah risiko yaitu pesanan harus tiba ke pembeli,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati