SURABAYA, Tugujatim.id – Pemkot Surabaya terus berupaya melakukan penataan terhadap pasar tradisional di Kota Pahlawan ini pada Rabu (20/04/2022). Tujuannya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan antara penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi ekonomi.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, Pemkot Surabaya tengah fokus dalam pengembangan pasar tradisional. Karena itu, dia langsung melakukan pengecekan dan kerja bakti terhadap sarana serta prasarana di Pasar Tambahrejo, Kota Surabaya.
Di Pasar Tambahrejo, Wali Kota Eri Cahyadi langsung berkeliling di area pasar. Bahkan, dia langsung bergerak cepat untuk melakukan pembersihan, yakni pada lantai dan atap gedung pasar tersebut.
“Agar aktivitas ekonomi di Pasar Tambahrejo ini bisa dilakukan dengan aman dan nyaman. Warga sekitar yang hendak berbelanja di pasar tradisional bisa merasa nyaman,” kata Eri Cahyadi.
Sementara itu, Humas PD Pasar Surya (PDPS) Kota Surabaya Zaini mengatakan, pengembangan pasar tradisional yang dilakukan adalah bagian dari program ekonomi kerakyatan yang diusung Wali Kota Eri Cahyadi.
Pertama, pihaknya sedang mempelajari program sesuai visi misi Wali Kota Eri Cahyadi adalah membangkitkan UMKM. Sebab, di beberapa pasar yang dikelola PDPS ada beberapa stan yang kosong.
“Kami berharap bisa memasukkan UMKM ke dalam pasar. Apabila mereka tidak memiliki tempat yang cukup untuk berjualan di rumah. Jadi, mereka bisa masuk ke dalam stan yang dikelola PDPS,” kata Zaini.
Dia mencontohkan, seperti Kecamatan Rungkut yang sudah memiliki Kampung Kue. Nantinya, apabila para pelaku UMKM tidak memiliki ruang yang cukup, pihaknya siap membantu menyediakan di stan Pasar Rungkut Baru.
“Kemudian di kawasan Banyu Urip, ada Kampung Lontong. Kalau mereka tidak memiliki tempat, kami bisa memfasilitasi melalui pasar yang dikelola PDPS di sekitar kawasan tersebut,” ujar dia.
Dia mengungkapkan, program tersebut sedang dalam tahap koordinasi dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah serta Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (dinkopdag).
“Mudah-mudah ini bisa terealisasi. Insyaa Allah stan di pasar tradisional sedang dalam pendataan. Pasar yang siap adalah Pasar Rungkut Baru dan Pasar Tambahrejo lantai dua, sedangkan di pasar lain masih perlu dipetakan,” ungkap dia.
Program kedua, yakni sejalan dengan keinginan pemerintah pusat tentang pembayaran atau transaksi digital dan sudah dilakukan oleh pasar yang dikelola oleh PDPS Kota Surabaya.
Pasar yang menjadi percontohan adalah Pasar Kapasan dan Pasar Wonokromo Kota Surabaya. Bahkan, hingga saat ini PDPS terus melakukan sosialisasi kepada pasar tradisional lainya.
“Pembayaran atau transaksi digital, yakni diharapkan para pedagang memiliki QR Code atau kode batang dua dimensi untuk meminimalisasi sentuhan dari uang tunai. Khususnya pada masa pandemi Covid-19,” jelas dia.
Melalui pembayaran atau transaksi digital, diharapkan memberikan kemudahan dari sisi pedagang dan pembeli, maupun dari sisi pengelolaan PDPS. Sebab, keuntungan PDPS adalah bisa mengetahui perputaran ekonomi di pasar tradisional secara real time.
“Selain itu, bisa memudahkan pedagang untuk melakukan pembayaran iuran layanan pasar (ILP) secara online. Artinya, kami memiliki laporan keuangan secara real time terkait ILP kepada PDPS,” terang dia.
Ketiga adalah tentang kebersihan pasar, yakni terus berupaya untuk membuat pasar menjadi pasar yang aman dan nyaman untuk para pedagang dan pembeli.
“Kebetulan Kota Surabaya juga telah mengeluarkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik,” ujar dia.
Sejalan dengan itu, PDPS terus melakukan sosialisasi terhadap pengurangan penggunaan kantong plastik di area pasar. Langkah ini menjadi upaya untuk menciptakan pasar bersih.
“Sebab, timbunan sampah di pasar didominasi sampah plastik. Jika bisa berkurang, maka pasar bisa lebih bersih daripada sebelumnya,” kata dia.
Keempat, menciptakan pasar-pasar ikonik baru di Kota Surabaya. Sejauh ini, PDPS telah memiliki pasar ikonik, di antaranya Pasar Pabean dengan penjualan ikan, Pasar Kembang jualan jajan pasar, Pasar Blauran dengan menjual buku, kuliner, dan aksesori pernikahan.
“Pasar Genteng ikonik dengan barang elektronik. Harapannya, dengan program UMKM masuk pasar tradisional, kita bisa menciptakan pasar ikonik baru,” ujarnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim