TUBAN, Tugujatim.id – Curah hujan tinggi pada awal 2023 hingga saat ini mengakibatkan stok gabah yang akan digiling di mesin penggilingan menipis. Penyebabnya, gabah yang akan diproses kurang kering.
Sukinten (58), pengusaha beras asal Lerankulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa selama beberapa hari ini, gabah yang dia tebas dari petani dan akan dijemur kurang maksimal.
Jika biasanya gabah yang dijemur di tengah terik matahari akan kering dalam satu atau dua hari, namun kini baru kering dalam tiga atau empat hari. “Ini tiga hari aja belum kering, biasanya dua hari atau pada saat panasnya maksimal satu setengah hari sudah kering. Lah ini agak sedikit siang saja sudah hujan lagi. Ini berjalan sejak beberapa bulan yang lalu,” ucapnya.
Also Read
Selain cuaca, harga gabah yang lumayan tinggi juga menjadi faktor mahalnya harga beras. Sebab dari petani, harga gabah sudah dibandrol Rp5600 hingga Rp6300 per kilogram, tergantung proses panennya. Sedangkan beras yang baru keluar dari alat penggilingan padi sudah mencapai harga Rp11.200 per kilogramnya.
“Harapannya ya harga gabah normal lagi,” inginnya.
Stasiun BMKG Tuban memprediksi bahwa puncak curah hujan akan terjadi selama Januari-Februari 2023. Kondisi itu disebabkan pertumbuhan awan-awan konvektif yang disebabkan oleh aktifnya La Nina, gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin.