Tugujatim.id – Dengan kekayaan dan asset perusahaan triliunan rupiah nyatanya tak bisa menjamin sebuah perusahaan akan tetap stabil di tengah badai ekonomi. Pada akhirnya, para buruh dan karyawanlah yang kembali harus menghadapi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Dampak ancaman resesi ekonomi yang diperkirakan banyak pihak akan terjadi di tahun 2023 telah terasa bahkan sebelum resesi benar-benar terjadi. Tak hanya perusahaan besar, badai ekonomi ini juga melanda beberapa start up yang sebelumnya punya valuasi miliaran dollar.
Berikut ini beberapa perusahaan yang tercatat melakukan PHK massal pada karyawannya selama 2022:
1. Mobile Premier League
Perusahaan game asal India, Mobile Premier League (PML) terpaksa hengkang dari Indonesia karena perlambatan bisnis pasca COVID-19. Kabar ini muncul pada Mei 2022 di mana perusahaan melakukan PHK pada 100 karyawannya.
2. Pahamify
Pahamify, salah satu startup edukasi yang juga sempat melejit dikabarkan telah melakukan PHK karyawan. Pada awal Juni 2022, perusahaan ini mengumumkan keputusan berat tersebut melalui akun Twitternya, @pahamify.
3. Lummo
Walau sempat mendapat suntikan dana dari Amazon, Lummo nyatanya tak bisa bertahan. Perusahaan yang bergerak di bisnis direct to consumen inipun dikabarkan merumahkan karyawannya pada Juni 2022.
4. LinkAja
LinkAja juga menuai rumor pemecatan karyawannya sebanyak 200 orang. Perusahaan milik PT Fintek Karya Nusantara yang bergerak di bidang layanan dompet digital (e-wallet) ini, sempat membantah isu tersebut.
5. Mamikos
Demi membangun perusahaan yang lebih sehat, Mamikos terpaksa merumahkan sekitar 100 karyawannya pada Juli 2022. Mamikos sebelumnya dikenal sebagai salah satu aplikasi yang digunakan anak muda untuk mencari rumah hunian atau kos.
6. Indosat Ooredoo Hutchinson
Menjadi salah satu provider ternama tak membuat Indosat Ooredoo aman dari badai. Indosat dikabarkan telah melakukan PHK pada 23 September 2022. Walau tak diketahui pasti berapa jumlah karyawan yang dirumahkan, namun Indosat menyebut akan memberikan kompensasi 37 hingga 75 kali gaji.
7. Bananas Indonesia
Baru 10 bulan beroperasi, salah satu start up anak bangsa yang melayani kebutuhan di bidang e-groseri ini mengumumkan akan segera tutup lewat akun Instagramnya @bananasindonesia. Undur dirinya startup satu ini membuat para karyawannya tentu akan kehilangan pekerjaan.
8. JD.ID
Perusahaan e-commerce yang berinduk di China, JD.ID, juga dikabarkan menjadi salah satu entitas bisnis yang terpaksa mendepak karyawannya. Pihak JD.ID menyatakan alasan PHK karena upaya restrukturisasi perusahaan untuk bertahan dalam dinamika pasar.
9. Ruangguru
Ruangguru juga tercatat telah melakukan PHK karyawan sepanjang tahun 2022. Menjadi start up di bidang edutech, Ruangguru yang dibangun oleh mantan stafsus Presiden, Belva Devara, harus mengambil keputusan sulit untuk mengurangi jumlah karyawan.
10. Xendit
Kondisi makro ekonomi juga membuat perusahaan fintech seperti Xendit harus mengurangi karyawannya. Walau telah mendapat suntikan dana US$150 juta pada 2021, Xendit dikabarkan telah melakukan PHK sebesar 5 persen jumlah karyawan.
11. Shopee Indonesia
Siapa yang tak kenal dengan Shopee. Perusahaan marketplace ternama ini bahkan juga turut mengalami imbas dinamika ekonomi global. Kepala Public Affairs Shopee Indonesia mengumumkan adanya PHK karyawan pada September 2022. Namun Shopee tetap menjamin pemenuhan hak pesangon bagi karyawannya.
12. SiCepat
Berkembang menjadi salah satu pesaing di bidang jasa kurir dan pengiriman barang, SiCepat juga didera kabar PHK karyawan. Jumlah karyawan yang dirumahkan mencapai 360 orang dengan alasan adanya evaluasi karyawan.
13. TaniHub
Sebagai salah satu perusahaan start up yang bergerak di bidang agrobisnis, Tanihub juga menjadi salah satu perusahaan yang melakukan PHK di tahun 2022. Perusahaan ini menyebut adanya penutupan dua gudang yang berlokasi di Bali dan Bandung.
14. Tokocrypto
Geliat bisnis dan perkembangan dunia koin digital tak membuat tokocrypto tetap aman. Perubahan dalam strategi bisnis membuat perusahaan ini harus merumahkan sekitar 45 karyawannya.
15. Zenius
Badai ekonomi juga membuat perusahaan start up rintisan di bidang pendidikan seperti Zenius harus merumahkan karyawannya. Perusahaan ini dikabarkan telah melakukan PHK pada 200 karyawannya.
16. Fabelio
Fabelio jadi salah satu perusahaan yang tertimpa dampak ekonomi global dan dinyatakan pailit pada 5 Oktober 2022 oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sesuai surat No 47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST.
Perusahaan yang bergerak di bidang furniture inipun terpaksa melakukan PHK karyawan besar-besaran. Bahkan para karyawan belum mendapatkan gaji sejak akhir tahun lalu dan membuat petisi melalui kanal change.org.
17. Binar Academy
Pada 17 Oktober 2022, pimpinan Binar Academy mengumumkan secara resmi akan melakukan PHK pada Sekitar 20 persen karyawannya. Hal ini terpaksa dilakukan demi menghadapi dinamika ekonomi global. Pihak perusahaanpun berjanji akan melakukan pendampingan karir pada karyawan yang terkena PHK.
18. ALTO
Terhitung sejak 21 November 2022, sebanyak 145 karyawan PT Tri Banyan Tirta Tbk harus menerima nasib di PHK. Perusahaan yang dikenal dengan merk air minum ALTO ini dikabarkan juga menutup salah satu pabriknya yang berada di Sukabumi.
19. GoTo
Kabar PHK juga datang dari salah satu start up besar Gojek Tokopedia (GoTo) di penghujung tahun 2022. Jumlah karyawan yang dirumahkan cukup banyak yakni mencapai 1.300 karyawan. Namun GoTo berusaha memenuhi kewajibannya dengan memberi pesangon senilai gaji satu bulan.
20. GrabKitchen
Dinamika usaha memaksa Grab harus menutup Grab Kitchen yang akan berhenti beroperasi pada 19 Desember 2022. Bisnis dapur sewa ala Grab Kitchen dinilai sudah tidak konsisten dan kesulitan. Namun dengan PHK tersebut, Grab akan memberikan semua hak-hak karyawan yang terdampak.