MOJOKERTO, Tugujatim.id – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mojokerto melaporkan laporan bulanan penyumbang inflasi di Kabupaten Mojokerto pada Februari 2024. Dari laporan tersebut, Kabupaten Mojokerto mengalami inflasi sebesar 0,65 persen. Inflasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa kelompok komoditas yang memberi andil inflasi di Kabupaten Mojokerto.
Kelompok-Kelompok Penyumbang Inflasi:
- Kelompok makanan, minuman, dan tembakau,
- Kelompok pakaian dan alas kaki,
- Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar,
- Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga,
- Kelompok kesehatan,
- Kelompok transportasi,
- Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan,
- Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya,
- Kelompok pendidikan,
- Kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran,
- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Sementara laju inflasi tahun kalender (kumulatif) Kabupaten Mojokerto dari Januari hingga Februari 2024 tercatat sebesar 0,61 persen dan laju inflasi tahun ke tahun (year-on-year) periode Februari 2023 hingga Februari 2024 terpantau sebesar 3,15 persen.
Komoditas utama yang penyumbang inflasi terbesar di Kabupaten Mojokerto pada Februari 2024 adalah beras, emas perhiasan, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam kampung, dan rempela hati ayam. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga rata-rata dari bulan sebelumnya adalah bawang merah, daging ayam ras, wortel, cabai rawit, buncis, daging sapi, kol putih, dan kacang tanah.
Pada Februari 2024, inflasi Kabupaten Mojokerto naik dari Januari 2024 yang mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Kenaikan nilai inflasi yang melanda Kabupaten Mojokerto paling tinggi dipengaruhi kontribusi naiknya harga beras. Hal tersebut ditengarai imbas produksi yang cenderung menurun karena perubahan iklim ekstrem melanda berbagai wilayah di Indonesia.
Selain itu, Pemerintah Pusat mengonfirmasi konsumsi beras meningkat dalam setahun terakhir, sementara Januari serta Februari menjadi bulan di mana stok beras mengalami penurunan meski stok telah dipulihkan di beberapa tempat.
Tidak hanya itu, dampak adanya momen Pemilu 2024 membuat peningkatan belanja pemerintah pada sektor sosial dan politik. Hal ini juga meningkatkan peredaran uang di masyarakat sekaligus menjadi pendorong peningkatan permintaan sehingga terjadi kenaikan harga barang.
Namun dari sisi penjual, terdapat ketidakpastian stok akibat perubahan iklim yang menyebabkan ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi tertinggi diakibatkan karena turunnya harga bawang merah yang diindikasi akibat musim hujan yang berkepanjangan sehingga membuat kualitas bawang merah menurun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati