MALANG, Tugujatim.id – Dunia digital saat ini sudah sangat berkembang dan menciptakan banyak start up dari para entrepreneur muda di Indonesia.
“Saat ini sudah banyak start up digital, tapi kita ingin start up ini lebih dari hanya perdagangan online digital atau hanya sekadar usaha mandiri. Tapi, kita ingin lahir start up atau entrepreneur yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi dari kampus,” terang Ditjen Dikti Prof Ir Nizam MSc DIC PhD dalam acara Webinar CEO Mentorship Batch II pada Senin (05/07/2021).
Menurut Nizam, dalam pengembangan start up ini diharapkan bisa melahirkan seorang sociopreneur.
“Syukur-syukur bisa melahirkan sociopreneur yang tidak hanya bagi dirinya sendiri, tapi juga menggerakkan perekonomian dan berdampak pada masyarakat luas. Entah itu mengatasi kekurangan gizi, stunting, hingga kemiskinan,” tuturnya.
Karena itu, dikti memperkenalkan aplikasi Kedaireka yang bisa menjadi penyambung antara hulu dan hilir.
“Sekarang melalui aplikasi Kedaireka, kami berusaha memperluas link, baik dari pengusaha dengan kementerian maupun lintas wilayah maupun lintas daerah. Di Kedaireka juga bergabung mitra-mitra dari Australia, Jepang, dan berbagai negara lain di Eropa sampai Amerika,” ucapnya.
“Kedaireka sebenarnya dirancang sebagai ekosistem untuk mempertemukan hulu dan hilir. Inovasi itu memiliki nilai tambah jika itu memberikan manfaat bagi pengguna atau dunia hilirnya,” sambungnya.
Nizam juga mengharapkan para dosen yang menjadi peserta webinar bisa menjadi entrepreneur, tapi tidak harus dosen itu menjadi pengusaha.
“Artinya, di jiwa kami mendidik dan mengantar anak-anak menjadi entrepreneur hebat, selain itu menjadi inovator yang memiliki impact luar biasa di masyarakat dan menjadikan kampus kita menjadi mata air dalam pembangunan bangsa,” paparnya.
“Jadi, bisa menghubungkan dalam Hexaheliks antar akademisi, dunia bisnis atau industri, komunitas masyarakat, dunia financing dan dunia perbankan hingga investor, kemudian government atau pemerintah pusat maupun daerah, terlahir juga sinergi dengan media massa,” imbuhnya.
Terakhir, dia mengatakan, meski kini perekonomian masih diterpa krisis akibat pandemi Covid-19. Tapi, dia mengingatkan agar optimistis dan tidak patah arah.
“Webinar kali ini kami berupaya agar bisa menciptakan suasana entrepreneurship di lingkungan perguruan tinggi. Meski stres menghadapi pandemi Covid-19 ini, tapi kita harus tetap optimistis, tidak patah semangat, dan terus berusaha untuk segera bangkit,” ujarnya.