BATU, Tugujatim.id – Total sebanyak 15 siswa dilaporkan mengalami pelecehan seksual, kekerasan fisik, hingga eksploitasi ekonomi di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Kota Batu dalam rentang waktu kurang lebih 10 tahun terakhir. Pelecehan itu diduga dilakukan oleh founder sekolah tersebut. Atas kejadian tersebut, 3 orang korban, didampingi oleh Komnas Perlindungan Anak melaporkan resmi peristiwa itu ke Polda Jatim, Sabtu (29/5/2021) lalu.
Menanggapi rentetan kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di SMA SPI Kota Batu tersebut, Dewan Pendidikan Jatim meminta agar proses hukum yang berjalan terkait hal tersebut bisa berlangsung secara transparan tanpa ditutup-tutupi.
“Saya minta supaya kasus ini diproses secara hukum dan kita kawal agar proses hukum ini bisa berlangsung dengan transparan dan adil,” ujar anggota Dewan Pendidikan Jatim, Daniel Rohi, Selasa (1/6/2021)
Dia merasa terkejut terhadap dugaan kasus yang terjadi di SMA SPI Kota Batu itu. Menurutnya apabila dugaan yang disangkakan benar-benar terjadi, semua pihak yang terlibat dalam kasus tersebut harus mendapatkan hukuman setimpal.
“Saya merasa terkejut, prihatin, dan sedih terhadap apa yang terjadi di SMA SPI Kota Batu. Ini membuktikan bahwa lembaga pendidikan tidak steril terhadap tindak kekerasan termasuk kekerasan seksual,” tuturnya.
Dia berharap, Dinas Pendidikan Jatim segera mengirim tim untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap semua proses pembelajaran yang ada di SMA SPI. Dengan demikian, akar permasalahan yang ada dapat segera ditemukan.
“Saya minta supaya proses pembelajaran di SMA SPI tetap berjalan seperti biasa dan tidak terganggu dengan kasus yang sedang terjadi,” ucapnya
“Sehingga pihak siswa tidak dirugikan karena sekolah mereka mengalami pemberitaan yang sangat luas akhir akhir ini,” imbuhnya.
Dia juga berpesan kepada pihak sekolah untuk senantiasa meningkatkan pengawasan kepada semua elemen yang ada di SMA SPI. Sehingga kasus kekerasan terhadap siswa dalam lingkungan pendididikan tidak akan terjadi hingga di kemudian hari.