Dewan Pers Desak Penegak Hukum Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Jurnalis Tempo Nurhadi
Redaksi

JAKARTA, Tugujatim.id – Dewan Pers mendesak agar aparat kepolisian untuk melakukan pengusutan dan penegakan hukum dengan semestinya dan seksama atas kekerasan yang terjadi terhadap Nurhadi, jurnalis Tempo di Surabaya, Sabtu (27/3/2021) lalu.
Desakan tersebut tercantum dalam Pernyataan Dewan Pers No. 01/P-DP/III/2021 tentang Kekerasan yang Menimpa Saudara Nurhadi Wartawan Tempo di Surabaya.
Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh dalam surat tersebut menyebutkan kekerasan terhadap jurnalis merupakan preseden buruk bagi sistem kemerdekaan pers di negara demokrasi seperti Indonesia. Namun, sangat disayangkan hal inilah yang terjadi terhadap saudara Nurhadi, jurnalis majalah Tempo di Surabaya, Sabtu 17 Maret 2021.
Nurhadi mendapatkan perlakuan yang kasar bahkan penganiayaan setelah mengambil foto dan hendak meminta konfirmasi kepada mantan Direktur Pemeriksaan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Angin Prayitno Aji. Pengambilan foto dan upaya konfirmasi ini dilakukan pada saat saudara Angin yang melangsungkan resepsi pernikahan anaknya di Gedung Graha Samudera Bumimoro (GSB) di kompleks Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan laut (Kodiklatal) Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu 27 Maret 2021 malam.
Oleh karena itu, Dewan Pers mengutuk keras kejadian kekerasan yang menimpa pada jurnalis majalah Tempo yang tengah melakukan proses kerja junralistiknya tersebut.
“Mengutuk kekerasan terhadap saudara Nurhadi. Kekerasan tidak dibenarkan dilakukan kepada siapa pun, termasuk terhadap wartawan yang sedang melakukan kegiatan jurnalistik,” sebut Ketua Dewan Pers, M. Nuh lewat surat pernyataan, Rabu 31/3/2021).
Selain itu, Kekerasan terjadi ketika sejumlah pengawal Angin Prayitno Aji menganggap Nurhadi masuk tanpa izin ke acara resepsi pernikahan. Meski sudah menjelaskan statusnya sebagai jurnalis Tempo yang sedang menjalankan tugas jurnalistik, para pengawal tersebut tetap merampas telepon genggam Nurhadi dan memaksa untuk memeriksa isinya. Nurhadi juga mendapatkan penganiayaan dan penyekapan.
“Dewan Pers pertama-tama memberikan dukungan moral untuk saudara Nurhadi. Semoga diberi kekuatan batin untuk menghadapi permasalahan ini dan segera aktif kembali menjalankan profesi wartawan atas apa yang telah terjadi,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Dewan Pers juga mengingatkan kepada semua unsur pers untuk senantiasa berpegang teguh kepada Kode Etik Jurnalistik, termasuk di dalamnya aspek profesionalitas dalam melaksanakan tugas jurnalistik. (Mochamad Abdurrochim/gg)