JEMBER, Tugujatim.id – Pantai Payangan yang terletak di Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, menawarkan keindahan pantai dengan pasir hitam yang halus, juga terdapat bukit dan bebatuan yang dapat menjadi magnet bagi para pengunjung.
Di balik keindahan Pantai Payangan, kejadian tragis kerap menimpa pengunjung. Pantai Payangan sering kali memakan korban jiwa. Beberapa waktu lalu, Sabtu (22/06/2024) setidaknya tiga pelajar terseret ombak. Dua pelajar berhasil diselamatkan dan satu korban meninggal dunia.
Korban sempat hilang beberapa hari, hingga Senin (24/06/2024) pelajar bernama Andika Pratama, 15, berhasil ditemukan. Tidak hanya itu, kejadian tragis juga terjadi sebelum-sebelumnya. Di balik kejadian nahas itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak desa setempat.
Dengan melibatkan para penjual yang memiliki lapak di tepi pantai yang merupakan warga sekitar, tukang parkir, hingga penjual dari luar desa yang membawa lapaknya menggunakan sepeda motor.
Para penjual maupun tukang parkir diimbau untuk ikut serta memberikan perhatian kepada para pengunjung yang hendak berenang ke tengah laut dengan membawa peluit sebagai tanda peringatan bahaya.
Juru parkir Sainullah, 28, mengungkap, segala upaya telah dilakukan pihak desa dan warga setempat untuk menghindari adanya korban jiwa saat berlibur dan berenang di Pantai Payangan. Mulai dari menegur secara langsung, membunyikan peluit sebagai tanda peringatan kepada pengunjung, juga membantu secara langsung jika terdapat pengunjung yang terseret ombak.
“Tukang cilok itu syaratnya cuma beli lipri (peluit) kalau mau jualan di sini, ikut mengimbau kalau ada orang mandi dan berenang ke tengah pantai,” ujar Sainullah kepada Tugujatim.id pada Jumat (05/07/2024).
Dia juga membeberkan terkait hilangnya pelajar yang terseret ombak. Setelah berbagai upaya dilakukan oleh warga sekitar dan tim Search and Rescue (SAR), pihak keluarga juga melakukan lempar kasur.
“Lepar kasur itu termasuk tradisi dan keyakinan diri sendiri yang melakukan juga keluarganya, kalau warga sini tidak mungkin, kalau orang sini usahanya nyelem (penyusuran ke dalam air) orangnya masuk ke dalam air terus muterin bukit, sekitar satu sampai satu setengah jaman,” jelas Sainullah.
Dia menegaskan, kejadian-kejadian tragis yang menimpa pengunjung, biasanya terjadi karena tidak mendengarkan imbauan warga setempat, yang berjualan di tepi pantai. Dia berharap, para pengunjung dapat mematuhi larangan dan imbauan tersebut.
“Karena, bagaimanapun jika ada kejadian korban yang terseret ombak, Pantai Payangan sepi dan berdampak pada pemasukan penjual di sini,” ujar Sainullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Diki Febrianto
Editor: Dwi Lindawati