MALANG, Tugujatim.id – Harus diakui, segala lini sangat terdampak dengan adanya virus corona. Bahkan, semua orang harus tetap menjaga imunitasnya untuk tetap sehat dan terhindar dari virus corona. Namun, bagaimana dengan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus agar anaknya tetap sehat dan psikologisnya bagus?
Tentunya orang tua yang memiliki ABK harus menjaga kesehatan psikologi anak dan menciptakan kenyamanan di lingkungan rumah. Sebab, anak-anak berkebutuhan khusus memiliki keunikan masing-masing selama proses pembelajaran yang dilakukan secara online.
Pakar psikologi pendidikan Ike Dwiastuti MPsi Universitas Negeri Malang (UM) mengatakan bahwa selama proses pembelajaran secara online anak berkebutuhan khusus dapat dilihat dari bakat, usia, jenis kelamin, dan kekhususannya. Sebab, secara psikologis ada anak yang biasa dalam menghadapi masa pandemi dan ada yang terdampak lebih besar.
Karena itu, cara untuk menjaga kesehatan psikologi anak ABK yang pertama adalah mengetahui kebutuhan anak atau kesulitan yang sedang dihadapi, kemudian orang tua dapat membantu anak untuk dapat memenuhi kebutuhannya dan menyelesaikan permasalahannya.
“Anak ABK membutuhkan dukungan dari lingkungannya sehingga sangat disarankan untuk membuat suasana di dalam rumah tetap tenang dan stabil agar anak juga merasa tetap tenang di tengah kondisi pandemi seperti sekarang,” ujarnya.
Tak hanya itu, peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran juga penting. Terlebih dalam pembuatan jadwal keseharian orang tua harus kreatif sehingga anak tidak merasa bosan.
“Jadi, kegiatan harus diseimbangkan antara belajar, bermain, membantu kegiatan rumah tangga, dan olahraga. Untuk belajar bisa dilakukan sambil bermain dengan permainan tradisional,” terangnya.
Ike-sapaan akrabnya-menyebutkan bahwa permainan yang diberikan sebaiknya bisa menstimulasi aspek perkembagan anak. Adapun permainan tradisional di antaranya lompat tali, engklek, dan dakon.
Selain itu, orang tua juga perlu melibatkan anak untuk membantu kegiatan rumah tangga. Hal ini akan meningkatkan keterampilan bina diri dan kemandirian.
“Untuk kegiatan membantu ini, orang tua tetap mendampingi anak,” imbuhnya.
Selama pembelajaran online, orang tua anak berkebutuhan khusus perlu mengoptimalkan seluruh aspek perkembanganya, mulai dari aspek kognitif, fisik motorik, dan sosioemosional. Sebab, anak berkebutuhan khusus membutuhkan bimbingan yang lebih personal dan konkret.
Sehingga dalam pembelajaran online merupakan tantangan bagi anak, pengajar, dan orang tua agar lebih optimal dalam belajar online.
“Jadi, pada anak ABK perlu dibuatkan suatu rancangan pembelajaran dalam 1 minggu, diberikan pula alat edukatif penunjangnya, dan bahan untuk prakaryanya. Sehingga dapat dilakukan dengan mudah di rumah. Nah, penting sekali peran orang tua untuk menjadi membimbing serta menemani dengan aktif ketika anak-anak belajar online,” imbuhnya.
Selain itu, orang tua dan guru perlu melakukan komunikasi secara intens dalam mendampingi anak belajar secara online.
Tak lupa Ike membagikan tip mengasuh anak berkebutuhan khusus di tengah pandemi, di antaranya orang tua tetap menjaga stabilitas emosional diri agar tidak mudah marah dan menumpahkan kekesalan kepada anak.
Mengenali kelebihan, bakat, dan kelemahan anak. Kegiatan yang akan dilakukan bersama anak perlu ada komunikasi agar anak siap dalam melakukan kegiatan tersebut. Anak dan keluarga dapat melakukan kegiatan di luar rumah, di saat sepi, dan di tempat yang tidak ada kerumuman banyak orang. (rza/ln)