MALANG, Tugujatim.id – Hari kedua Festival Sekarbanjar berlangsung di Sumber Serut, Genting RT 07, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Acara itu tak hanya menampilkan pasar rakyat pameran pusaka, pustaka, dan seni rupa, tetapi juga menggelar Dialog Kebudayaan: Historiografi Desa dan Sistem Pengetahuan Masyarakat.
Acara yang dilaksanakan siang sampai sore hari itu diisi oleh Kandidat Doktor Kajian Asia Tenggara Universitas Leiden Belanda, Wahyu Widodo M Hum, Dosen UIN Maliki Malang sekaligus penulis buku Kranik Pedalaman, Misbahus Surur MPd; dan Tokoh Masyarakat Dusun Genting, H Mohammad Yusron.
Acara ini dilakukan secara offline dan online dikarenakan Wahyu berada di Belanda.
Dalam pemaparannya, Wahyu menjelaskan mengenai historiografi dan sistem pengetahuan masyarakat Desa Genting. Ia juga menyoroti pentingnya status ontologis dari sebuah temuan purbakala, naskah (peristiwa, tokoh cerita, nama tempat), dan artefak budaya lainnya seperti peninggalan artefak dan kajian para sarjana sebelumnya.
Sementara Misbahus menjelaskan historiografi lokal tentang desa hingga bentuk-bentuk desa sesuai yang tertera di prasasti. “Ada dua bentuk desa di masa Hindu Buddha, yang pertama desa wanwa dan kedua desa sima,” jelasnya.
Desa wanwa adalah kriteria kampung secara umum dan desa sima adalah desa yang dibebaskan dari pajak. “Ada beberapa desa tidak diwajibkan untuk membayar pajak karena membantu perang,” jelasnya.
Penyampaian materi diakhiri dengan sesi tanya jawab.
Reporter: Chisma Haryati dan Rahmatika Putri (Magang)
Editor: Lizya Kristanti