BATU, Tugujatim.id – Balita asal Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, ini mengalami peristiwa nahas. Sebab, di usianya yang masih 2,5 tahun sudah harus menanggung rasa sakit yang luar biasa akibat dianiaya calon suami dari ibunya sendiri.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, balita tak berdosa ini menerima sejumlah luka bakar dan memar di sekujur tubuh, terutama pada bagian mulut dan wajahnya. Ada temuan luka bekas pukulan, luka bekas sundutan rokok, hingga luka bakar diduga akibat siraman minyak goreng panas.
Beruntung, tindakan tak terpuji itu diketahui ibunya. Kini pelaku telah diamankan polisi. Sementara si balita sudah dilarikan ke RS Bhayangkara Hasta Brata untuk dirawat. Kabar terbaru, dilaporkan kondisi balita berangsur membaik.
”Kondisinya sudah mulai membaik dibandingkan saat awal pertama masuk. Sudah mau makan dan tertawa,” kata Karumkit RS Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu Kompol drg Wahyu Ari Prananto saat dihubungi Rabu (27/10/2021).
Dari hasil forensik, Ari menerangkan, sejumlah luka yang didapat balita dilakukan dalam rentang waktu beragam. Dia melanjutkan, ada luka baru hingga ada luka lama yang diidentifikasi di bagian punggung, lutut, perut, dan wajah.
‘Untuk luka bakar itu ada dugaan akibat disiram air panas. Kami masih menyusun laporannya. Balita ini akan kami tanggung pembiayaannya, selebihnya juga sudah terkover BPJS,” tegas dia.
Usai mendapat kabar menyedihkan ini, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko langsung membesuk balita malang ini. Dia berharap, baik ibu kandung dan si balita bisa kembali hidup mandiri seperti pada biasanya.

”Kalau pembiayaan sudah pasti dibantu, tapi ada yang lebih penting itu keberlangsungan kehidupan setelah ini. Bagaimana mereka harus bisa hidup normal di dalam masyarakat lagi. Itu yang perlu dipikirkan,” ungkapnya.
Dewanti sendiri sudah menginstruksikan jajaran P2TP2A Kota Batu untuk memberi pendampingan trauma healing pada keduanya.
“Dalam kasus ini memang ada hal yang sifatnya individual, harus diselesaikan. Mulai dari kebiasaan berperilaku, keberlangsungan sosial ekonomi, dan kehidupan bermasyarakatnya,” tutupnya.