MALANG, Tugujatim.id – Kasus video settingan dugaan penembakan ulama sekaligus YouTuber Idris Al-Marbawi alias Gus Idris tampaknya bakal bergulir panjang. Lantaran, Forum Pemuda Milenial Malang Selatan (Fordamas) mengadu kepada Polres Malang bahwa video tersebut sudah melanggar Undang-Undang ITE pada Jumat (05/03/2021).
“Tadi kami melakukan pengaduan kepada Bapak Kapolres terkait adanya dugaan pelanggaran Undang-Undang ITE terkait video yang sempat viral beberapa waktu lalu di salah satu akun media sosial (medsos) yang di dalamnya itu ada akun Gus Idris,” terang Fahmi Aziz selaku Presidium Fordamas usai melakukan pengaduan ke Mapolres Malang.
Fahmi menjelaskan jika video tersebut dianggap meresahkan masyarakat dan tidak mendidik sama sekali.
“Kami dari Forum Pemuda Milenial Malang Selatan sangat menyayangkan hal tersebut karena kami melihat konten itu sangat tidak mendidik. Dan lebih banyak meresahkan masyarakat karena tak jelas kebenaran videonya sehingga beredar liar di masyarakat. Di akun tersebut, di sana dikatakan ada penembakan, kemudian diklarifikasi jika itu tidak benar dan hanyalah untuk menambah viewer,” sambungnya.
Dia mendesak kepada jajaran Polres Malang untuk segera menindaklanjuti kasus tersebut agar bisa menjadi media pembelajaran kepada masyarakat lainnya untuk tidak melakukan hal yang sama.
“Kami harap kepada kepolisian apabila ada unsur pidana, itu bisa ditindaklanjuti. Kami sangat mendukung hal tersebut apabila hal-hal seperti ini segera ditindaklanjuti,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Malang AKBP Hendri Umar membenarkan kedatangan Fordamas tersebut adalah untuk melaporkan video dugaan penembakan terhadap Gus Idris yang ternyata hanya settingan.
“Tadi ada sekitar 6 orang yang datang, mereka mau beraudiensi atau menyampaikan aspirasi terhadap video beberapa waktu ini yang mengakibatkan banyak pemberitaan. Yaitu video penembakan Gus Idris yang tidak demikian faktanya,” tuturnya.
“Mereka menyatakan keberatan karena adanya video yang meresahkan masyarakat yang katanya ada penembakan dan ternyata itu hanya berita hoax. Mereka melihat bahwa tidak semua orang menyikapi pemberitaan tersebut secara jelas dan dianalisis dengan baik sehingga mengakibatkan multitafsir,” lanjutnya.
Karena itu, kapolres Malang menerima pengaduan ini dan segera memberikan instruksi kepada jajarannya untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Mereka menyarankan agar ditindaklanjuti perkara ini. Dan pengaduan ini kami terima, kemudian saya akan berkoordinasi dengan Kasatintel, Kasatreskrim, dan Kapolsek Ngajum untuk menentukan tindak lanjutnya,” tegasnya.
Terakhir, kapolres Malang kelahiran Solok, Sumatera Barat, ini mengatakan akan ada beberapa saksi baru yang akan diperiksa.
“Kemungkinan kami akan melanjutkan klarifikasi beberapa orang lagi yang mungkin ada di TKP saat Gus Idris terjatuh dan terguling-guling. Kemudian ada beberapa saksi lagi yang harus diinterogasi atau diklarifikasi terkait video ini untuk memperjelas duduk persoalan perkaranya,” ujarnya. (rap/ln)