MALANG, Tugujatim.id – Suasana upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-78 di Lapangan Tunggulwulung, Jalan Arumba No 6, Kota Malang, pukul 08.00, berubah menjadi haru. Sebab, para difabel Malang berkumpul bukan hanya untuk menjadi peserta, tapi juga menjadi petugas upacara.
Upacara unik ini pun membuat ratusan peserta dari berbagai lapisan masyarakat merasa bangga dan terharu. Mulai dari perangkat kelurahan, petugas linmas, TNI, BPBD, mahasiswa, pelajar, hingga guru-guru SMK Farmasi Maharani. Selain itu, juga melibatkan para difabel daksa, tunanetra, hingga Tuli.

Meski di tengah keterbatasan fisik tidak lantas melunturkan semangat para difabel Malang untuk melaksanakan tugasnya seperti petugas upacara pada umumnya. Mereka bertugas untuk menjadi protokol, pengibar bendera, membaca Pancasila dengan menggunakan bahasa isyarat, membacakan Detik-Detik Proklamasi, hingga membacakan UUD ’45.
Lurah Tunggulwulung Moh Koiri tidak bisa menyembunyikan rasa bangga dan harunya ketika upacara akan berakhir. Bahkan sebelum upacara dibubarkan, dia menyalami semua petugas upacara, termasuk difabel Malang yang berjajar untuk bertugas, untuk mengucapkan terima kasih.

“Kegiatan ini sebagai penyemangat para difabel, termasuk yang ada di Tunggulwulung. Semangatnya luar biasa. Kami akan terus mendorong, mendidik, dan membina mereka ke depannya. Kami ucapkan terima kasih, mereka (difabel) bertugas tanpa ada kesalahan,” ujarnya.
Sementara itu, seniman asal Kota Malang Sugiarto atau akrab disapa Cak Gik Arbanat sekaligus penggagas upacara inklusi ini mengatakan membutuhkan waktu yang singkat untuk persiapannya. Bahkan, dia mengatakan, memang sengaja ingin membuat upacaranya berbeda dengan melibatkan difabel Malang menjadi petugasnya.

“Latihannya baru tadi pagi pukul 06.30, kemudian geladi resik. Petugasnya pun saya bentuk sama teman difabel. Akhirnya fix Pak Lurah menjadi inspekturnya baru kemarin malam,” ujar ayah tiga anak ini.
Cak Gik juga mengatakan, tujuan dilakukannya kegiatan ini bersama para difabel adalah untuk menyuarakan isu inklusi. Untuk diketahui, inklusi sendiri merupakan serapan dari bahasa Inggris yang berarti sikap mengajak masuk atau mengikutsertakan. Dalam konteks ini, artinya mengajak para difabel dan non difabel untuk berada di lingkungan yang sama tanpa dibeda-bedakan atau dikhususkan.

“Saya memang berteman dan berekanan dengan difabel Malang sudah cukup lama ya mulai dari awal 2000. Sebab, pada 1998 atau 1999 saya sedikit paham tentang mereka-mereka keluhan dan keinginannya apa. Kalau saya sendiri hanya ingin membantu mengampanyekan aksesibilitas, inklusi, dan kesetaraan antara difabel dan non difabel,” katanya.
Menurut dia, makna kemerdekaan itu sama seperti apa yang dia lakukan hari ini yaitu di lingkungan masyarakat lebih peduli untuk menggandeng saudara-saudara kita yang difabel untuk berjalan bersama, berproses bersama, untuk menjalani kehidupan bersama. Jadi, tidak ada diskriminasi dan perbedaan.
Dia pun berharap ke depannya tidak bosan-bosannya mengampanyekan isu inklusi.

“Saya terus berani mengampanyekan isu inklusi. Lama-kelamaan juga akan didengar oleh banyak orang sehingga bisa menggerakkan masyarakat untuk membantu para difabel dan tidak membeda-bedakan,” ujar personel grup musik “Soegeng Rawoeh” ini.
Kepala SMK Farmasi Maharani Ardila Rubiku Jack Kusuma Jaya MPd mengatakan bersyukur bisa upacara bersama saudara-saudara difabel.
“Saya bersyukur dan benar-benar terharu serta bangga sekali melihat persaudaraan teman-teman difabel yang guyub dan selalu ceria walaupun ada keterbatasan. Ini juga menjadi pembelajaran yang sangat berharga buat kami seluruh warga sekolah SMK Farmasi Maharani. Terima kasih untuk kesempatan yang diberikan buat kami untuk bisa bersama-sama terlibat dalam momen berharga ini,” ujarnya.
Rasa bangga juga ditunjukkan Waka Kurikulum SMK Farmasi Maharani Apt. Lusia Purwidiastuti SSi. Dia mengatakan, sangat terkesan dengan upacara bersama difabel.
“Kami tentu merasa bangga bisa bergabung dengan mereka. Kami salut dengan para petugas upacara tadi. Mulai dari pembaca protokol yang tegas dan suaranya bagus, tiga petugas pengibar bendera, penerjemah Pancasila, pembaca teks Proklamasi, pembaca UUD ’45, pembaca doa, semuanya bertugas dengan baik dan khidmat. Meski panas, semangat mereka mampu menjadi cermin semangat kami dalam berkarya dan menjalani kehidupan,” ucapnya penuh rasa haru.
Dalam upacara itu, salah satu peserta upacara difabel netra bernama Mita mengatakan merasa senang karena bisa bertemu dengan teman-teman satu komunitasnya. Dia mengatakan, upacara ini serasa seperti reuni mengingat ingat zaman dulu.
“Sudah lama nggak ikut upacara. Terakhir kali ya pas sekolah dulu. Kayak reuni inget-inget zaman dahulu, zaman sekolah, seneng ketemu sama teman-teman satu komunitas,” ujarnya.

Senada, Sumiati, peserta difabel daksa dari komunitas DC2, mengatakan sampai menangis menitikan air mata ketika melihat petugas upacaranya adalah dari kalangan penyandang difabel.
“Tadi pas pengibaran bendera tiba-tiba saya trenyuh dan menangis melihat teman-teman. Mereka berjalan dengan kekurangannya tapi bisa bertugas dengan baik tanpa melakukan kesalahan. Ternyata teman-teman difabel bisa membuktikan bisa menjadi petugas upacara dengan baik,” kata ibu satu anak ini.
Untuk diketahui, upacara Hari Kemerdekaan RI ke-78 ini melibatkan berbagai kalangan. Mulai dari grup musik “Soegeng Rawoeh”, berbagai komunitas difabel seperti Gerkatin, Pertuni, DMI, DC2, OPD, hingga HWDI. Selain itu, juga melibatkan perangkat kelurahan, petugas linmas, TNI, BPBD, mahasiswa, pelajar, hingga guru-guru SMK Farmasi Maharani.
Writer: Zidni Zidan Fasya Falik (Magang)
Editor: Dwi Lindawati