MALANG, Tugujatim.id – Kasus pencabulan yang menimpa anak panti asuhan di Kota Malang akhirnya mendapatkan keadilan. Sebab, pelaku pencabulan anak panti asuhan di Kota Malang itu dinyatakan bersalah. Bahkan, pelaku berinisial Y divonis 4 tahun penjara dalam sidang putusan Pengadilan Negeri Malang pada Kamis (23/12/2021).
“Tuntutan kalau gak salah 6 tahun penjara, ini diputuskan 4 tahun penjara. Dia terbukti sengaja membujuk korban (anak panti asuhan, red) untuk melakukan perbuatan asusila,” ujar Humas Pengadilan Negeri Malang Djuanto.
Selain divonis empat tahun penjara, pelaku pencabulan juga harus menjalani rehabilitasi di Balai Rehabilitasi Sosial Anak, Antasena, Magelang, selama lima bulan. Selain itu, dia dijatuhi restitusi dengan membayar kerugian inmateriil kepada korban sebesar Rp 245 ribu.
Also Read
“Uang Rp 245 ribu itu kerugian inmateriil yang benar-benar kerugian yang diderita korban. Karena kerugian malu itu tidak masuk dalam kerugian materiil. Makanya sampai berkurang menjadi Rp 245 ribu dari tuntutan Rp 12 juta,” jelasnya.

Dia melanjutkan, pelaku pencabulan sudah ditahan di Lapas Lowokwaru Kota Malang.
“Pelaku saat ini ditahan di Lapas Lowokwaru Kota Malang sampai nanti putusan ini inkracht atau berkekuatan hukum tetap,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, untuk sidang putusan pelaku pengeroyokan anak panti asuhan tersebut dinyatakan ditunda karena majelis hakim belum mempertimbangkan secara matang atas putusan lima pelaku itu.
“Ternyata majelis belum siap dalam pertimbangannya karena ada hal-hal baru. Jadi, pertimbangannya belum ketemu pidana apa yang akan dijatuhkan terhadap para pelaku pengeroyokan,” bebernya.
Namun, dia mengatakan, tak mengetahui secara pasti apa hal baru yang dimaksud oleh majelis hakim. Dia menyebutkan, memang para pelaku merupakan anak yang masih di bawah umur sehingga benar-benar perlu pertimbangan matang dalam sidang putusan tersebut.