MALANG, Tugujatim.id – Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur (DLH Jatim) mengapresiasi Stakeholder Forum & Sharing Session AWS (Alliance for Water Stewardship) 2024, kolaborasi Averroes dengan PT HM Sampoerna, di Kota Malang, Rabu (8/5/2024). Kegiatan bertajuk Satu Tindakan Perubahan Hadapi Resiko Air dan Tantangan Bersama Terkait Air itu menghadirkan akademisi dan stakeholder di Kota Malang.
“Saya sangat senang dengan kegiatan yang fokus menumbuhkan cinta lingkungan seperti ini. Tentu pemprov dan gubernur sangat mendukung. Karena kondisi air kita di Jatim tidak bagus bagus aja, masih sedang,” ucap Jempin Marbun, Kepala DLH Provinsi Jawa Timur, di Kota Malang, Rabu (8/5/2024).
Dikatakan, indeks ketahanan air di wilayah Jatim berada di angka 55,4 atau dalam kategori sedang. Untuk itu, Jempin mengatakan perlu ada kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat, perusahaan ataupun stakeholder untuk meningkatkan kondisi air di Jatim agar lebih baik.
“Jadi kegiatan ini sangat kami dukung karena Sampoerna tak hanya di Malang, tapi juga Probolinggo, Surabaya. Artinya kalau hanya pemerintah aja tak akan optimal, maka dukungan dari stakeholder ini sangat kami harapkan,” tuturnya.
“Tentu kami juga mengharapkan semua badan usaha, tak hanya Sampoerna, turut serta memberikan peran untuk mengendalikan pencemaran air atau menjaga debit air tetap ada,” lanjutnya.

Dia berharap, seluruh elemen masyarakat juga menyatukan tekat untuk menjaga lingkungan agar tak sampai ada pencemaran lingkungan. Dia juga mendorong seluruh perusahaan di Jatim untuk bisa mengelola limbah produksinya sesuai aturan yang berlaku.
“Sehingga baku mutu air yang keluar dari industri sudah berstandar agar tak mengganggu kesehatan lingkungan. Mari bersama sama menjaga lingkungan,” tuturnya.
Menurutnya, DLH Jatim juga terus melakukan susur Sungai Brantas untuk memantau pencemaran limbah industri. Kemudian mengawasi pengelolaan limbah industri di Jatim hingga memperketat perizinan industri dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Sementara itu, Head of Engineering PT HM Sampoerna, Ahmad Mashuri mengatakan, kegiatan sharing tentang AWS ini sudah diinisiasi sejak 2018 dan digelar di beberapa daerah. Dikatakan, program ini digencarkan untuk menguatkan atau memperbaiki tata kelola air konsumsi hingga air limbah.
“Untuk air konsumsi, tentu kita harus memastikan mengambil air dengan bijak. Harus tau peruntukannya, dari mana air dihasilkan, sustainable atau tidak dan lainnya. Kemudian pemanfaatannya harus efisien,” kata dia.
Terkait air limbah hasil produksi industri maupun domestik, Mashuri mengatakan bahwa PT HM Sampoerna telah melakukan pengelolaan dengan baik sesuai peraturan yang ditetapkan pemerintah. Pihaknya juga melibatkan akademisi hingga teknologi tinggi dalam memastikan keamanan limbah industrinya.
“Kami berkomitmen tinggi agar air limbah yang kami buang telah mengikuti baku mutu. Artinya, sudah aman sesuai aturan,” ujarnya.
Head of Sustainability PT HM Sampoerna, Imron Hamzah menjelaskan bahwa AWS tak sekedar soal efisiensi air. Tapi juga memastikan kualitas dan kuantitas air dari hulu ke hilir tetap terjaga kelestariannya.
“Kalau ada kelangkaan air tentu perusahaan juga wajib memikirkan solusinya. Seperti penanaman pohon hingga memastikan efisiensi pemakaian air di perusahaan,” paparnya.
Dikatakan, PT HM Sampoerna di wilayah Malang sudah melakukan pengelolaan limbah dengan menggunakan teknologi tinggi dan berstandar internasional. Pihaknya juga berkolaborasi dengan akademisi dan konsultan untuk memastikan air limbah di perusahaan benar benar aman.
“Kami harap kegiatan sharing ini bisa mendorong seluruh stakeholder di Malang untuk ikut menjaga air. Mari bijak dalam menggunakan air,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : M Sholeh
Editor : Darmadi Sasongko