SURABAYA, Tugujatim.id – Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono menyebut jika selama pandemi Covid-19 setahun terakhir, perekonomian di Kota Surabaya mengalami kontraksi atau penurunan sebesar 5,9 persen. Dirinya mengatakan bahwa sektor yang paling banyak menjadi korban ialah jasa dan keuangan.
Ia menyampaikan itu dalam agenda Peringatan Hari Pers Nasional 2021 yang dihadiri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua PWI Jatim Ainur Rohim dan jajaran kepala media di Surabaya. Agenda itu diadakan untuk sosialisasi visi-misi Wali Kota Surabaya dan penyampaian aspirasi dari perwakilan media.
“Bahwa beberapa waktu yang lalu, BPS merilis bahwa pertumbuhan ekonomi Surabaya selama masa pandemi Covid-19 mengalami kontraksi (penurunan, red) hingga 5,9 persen. Paling banyak tergerus sektor jasa dan keuangan, banyak restoran yang omset turun,” terang Adi pada pewarta di Kantor PWI Jatim, Rabu (31/03/2021) siang.

Selain itu, Adi menerangkan bahwa anak muda di Surabaya justru melahirkan banyak kreativitas dab inovasi dari masa krisis pandemi Covid+19. Di samping itu, juga masih tercatat ada sekitar 9,8 persen warga Kota Surabaya yang masih menganggur.
“Anak muda yang hebat lahir di masa krisis, berbagai terobosan yang ada. Pengangguran di Surabaya diperkirakan sampai 9,8 persen, kami di DPRD Surabaya sudah lama menyarankan untuk merubah regulasinya,” jelasnya.
Melanjutkan hal itu, ia menambahkan bahwa pada era Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, kasus pandemi Covid-19 mulai melandai, sehingga hal ini dapat dipakai sebagai harapan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Baru di era Eri Cahyadi kasus Covid-19 sudah melandai. Sebetulnya virus itu kan tidak mengenal waktu jam malam, siang, sore, atau pagi. Bahwa di masa pandemi Covid-19, di tengah lesunya perekonomian, menjaga asa dan nyalanya harapan,” bebernya.
Kota Surabaya sendiri, jelas Adi, mempunyai lima kekuatan yang sudah tertanam pekat sebelum dan/atau setelah pandemi Covid-19. Ia mengatakan anggaran pemerintah dan investasi yang dikelola oleh Surabaya begitu kuat. Selain itu, berkaitan juga dengan sumber daya manusia.
“Surabaya punya 5 kekuatan, sebelum dan sesudah pandemi Covid-19. Anggarannya kuat, SDM di Surabaya yang rata-rata bagus. Kemudian sistem pemerintahan sudah terbangun kokoh, partisipasi publik juga luar biasa, ada juga kepemimpinan yang bagus,” pungkasnya. (Rangga Aji/gg)