Motivator sekaligus pakar komunikasi Indonesia, Dr Aqua Dwipayana, menjadi pembicara dalam virtual event Java Foundation, Minggu (10/01/2021), pukul 19.00 WIB/13.00 CET/07.00 EST.
Bertajuk “The Culture & The Art Of Communication for World Harmony”, event ini diikuti oleh pakar komunikasi di berbagai daerah hingga belahan negara.
Aqua menyebutkan, kekuatan paling dasar dalam berkomunikasi adalah keyakinan. Bukan untuk kepentingan kelompok atau pribadi. Tapi, keyakinan untuk membantu orang dengan rasa senang, tanpa ada pembeda ras, suku, maupun golongan.
Sebab, lanjut penulis buku “The Power of Silaturahmi” itu, ketika seseorang punya niat sesuai dengan kemampuannya, maka Tuhan akan memberikan jalan, apalagi saat meyakini bahwa dalam diri tersebut ada potensi.
“Saat ini Covid-19 banyak yang khawatir bagaimana dengan protokol kesehatan. Tapi, kalau kita selalu bahagia dan khusyuk berdoa, bergerak untuk memberikan manfaat pada banyak orang maka saya berkeyakinan Tuhan akan memberikan kesehatan pada kita,” katanya.
Dan yang terpenting adalah dilakukan sesuai dengan kemampuan kita dan realistis. “Misal saya dalam kondisi Covid-19 ini saya cukup 3 sesi aja, walau sebelum Covid-19 dulu saya bisa sampai 4 sesi ini karena kita juga harus menjaga kesehatan,” imbuh dia.
Tak hanya itu, kolaborasi juga menjadi hal yang patut diperhatikan. Sebab, karena kolaborasi itu dia dapat melahirkan buku Trilogi The Power of Silaturahim yang mengangkat beragam topik pentingnya menerapkan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari.
Menurut Aqua, komunikasi akan menjadi sebuah berkah ketika diterapkan dengan sangat baik saat berinteraksi di masyarakat, organisasi, maupun kantor. Dalam buku tersebut juga menguak cerita persahabatan Aqua dengan Ventje Suardana, pengusaha nasional sekaligus direktur utama PT Duta Anggada Reality.
Termasuk tulisan sederhana tentang kiprah sosial kedua buah hatinya dari pernikahannya dengan Retni Setiasih. Yakni, Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamevita Dwipayana atau yang akrap disapa “Ero”.
“Kolaborasi itu sangat penting. Jangan berpikir kita bantu, nanti dapat apa. Tapi, apa yang bisa kita berikan. Kita ikhtiar insya Allah rezeki akan datang dengan sendirinya. Kita maknai semua dengan positif dan melihat semua manusia dengan universal (tanpa pandang bulu),” tandasnya.
Dimoderatori oleh CEO Java Foundation Syafiih Kamil. Rupanya Ero, putra Aqua Dwipayana, juga turut bergabung di dalamnya.
Bercerita tentang pengalamannya sebagai anggota tim Relawan Komunikasi Satgas Penanganan Covid-19, Ero menyampaikan hal tersebut rupanya bukan perkara mudah.
Savero yang masih berstatus mahasiswa semester akhir di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran (Unpad) tersebut menceritakan, kapasitasnya sebagai relawan lebih banyak membantu dalam hal komunikasi ke masyarakat.
“Waktu itu saya ada ide, menyarankan kepada ketua gugus untuk membuat infografis. Jadi, hanya judul, quotes, langsung seperti iklan to the point. Kalau Covid-19 itu menyerang pernapasan dan mengakibatkan kematian. Jadi, untuk masyarakat lebih waspada. Habis itu baru masuk pada pesan kuncinya, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan pakai sabun,” imbuh dia.
Menurut dia, pemaparan data juga termasuk dalam penerapan komunikasi. Dengan proses penyampaian data yang benar dan akurat, maka dapat menyadarkan masyarakat akan adanya Covid-19. Jadi, dia mengajak semua masyarakat untuk lebih aware, berkolaborasi dalam penanganan Covid-19. Sebab, pandemi bukan hanya beban gugus tugas serta pemerintah semata, tapi seluruh warga negara. Salah satunya dengan melakukan pencegahan penyebaran virus dengan menerapkan protokol kesehatan.