MALANG, Tugujatim.id – Kasus praktik prostitusi online masih marak terjadi di Kabupaten Malang. Polisi membongkar praktik asusila yang dilakukan dua pria di Kepanjen asal Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Blitar ini dengan menjual istri mereka via online.
Pria di Kepanjen ini bukan komplotan. Mereka beraksi sendiri-sendiri di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, selama November dan Desember 2023.
Terbongkarnya praktik ini, awalnya Polsek Kepanjen menerima informasi ada dugaan praktik prostitusi online di sebuah penginapan pada Kamis (30/11/2023). Usai diselidiki, mereka menangkap basah satu tersangka dan satu korban saat transaksi di lokasi itu.
Baca Juga: Bayi Cantik di Kota Batu Diduga Dibuang, Warga Gunungsari Geger Temukan di Teras Rumah
Polisi berhasil menangkap Fajri, 23, warga Kabupaten Sukabumi, di sebuah penginapan wilayah Kecamatan Kepanjen, Jumat (01/12/2023).
“Kami menangkap tersangka di sebelah kamar dari lokasi yang akan digunakan untuk mesum,” kata KBO Satreskrim Polres Malang Iptu Ahmad Taufik saat konferensi pers di Mapolres Malang, Jumat (15/12/2023).
Untuk diketahui, Fajri ini joki bagi dua korban, yakni istri sirinya, TH, 28; dan teman dari istri sirinya, S, 24. Sedangkan TH, warga Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah; dan S, warga Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Fajri dan TH tiba di Kepanjen pada 21 November 2023 dan berkenalan dengan S di Kepanjen.

“Tersangka datang bersama istri siri ke Kepanjen naik bus. Mereka menginap di Kepanjen dan menjual istri melalui aplikasi,” jelas Taufik.
Fajri mengaku menjual para korban lewat aplikasi online seharga Rp250 ribu-Rp300 ribu. Sebagai joki, dia untung Rp50 ribu per transaksi.
Sama halnya dengan Fajri, Aditya Putra, 22, warga Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, ini juga menjual istri sahnya, ISW, warga Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar. Selama di Kepanjen, pasutri ini tinggal di kost wilayah Kelurahan Cepokomulyo.
“Tersangka selaku suami sah korban menawarkan istrinya lewat aplikasi,” kata Kanit 3 Satreskrim Polres Malang Iptu Choirul Mustofa.
Aditya menawarkan istrinya dengan harga Rp500 ribu-Rp600 ribu. Usai tawar-menawar, mereka biasa sepakat di harga Rp250 ribu-Rp300 ribu.
Baca Juga: 6 Deretan Desain Rumah Minimalis Elegan Tampil Mewah, Bikin Betah Style Modern Banget
“Setelah sepakat, (pria hidung belang) disuruh datang ke salah satu penginapan. Mereka ditunjukkan nomor kamar. Setelah itu, suami menunggu di lobi hotel,” imbuh Choi.
Dalam sehari, mereka bisa melayani 2-3 pria hidung belang. Hasil praktik, mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Para tersangka mengaku bahwa tidak ada paksaan terhadap istrinya untuk melakukan praktik asusila ini.
Atas perbuatannya, pria di Kepanjen ini dikenakan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberatan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan/atau Pasal 296 KUHP dan/atau Pasal 506 KUHP. Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara.
Writer: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Dwi Lindawati