
Dua Saksi Korban Eksploitasi Ekonomi Anak Hadir saat Olah TKP
Terpisah, Kuasa Hukum saksi korban dari BBHAR Kayat Harianto menjabarkan dalam penyelidikan itu 2 korban yang hadir menjadi perwakilan dari seluruh murid yang juga sebenarnya merasakan hal yang sama. Kayat mengatakan, perlakuan eksploitasi ekonomi yang dilakukan bisa dibilang dilakukan secara massal, khususnya pada 2009 silam. Jadi, di luar kegiatan pendidikan, para murid juga diberdayakan untuk bekerja menjalankan unit usaha di sana. Menurut Kayat, kesepakatan kerja ini tidak ada di awal dan diklaim sepihak. Para murid yang bekerja hanya dijanjikan dibayar sejumlah Rp100 ribu, ujung-ujungnya juga tidak dibayar. ”Contoh casenya itu jadi mereka langsung disuruh bantu melayani jika ada para tamu yang datang. Mulai masak-masak, pentas, hingga melayani tamu-tamu di sejumlah unit usaha. Itu semua siswa yang mengerjakan,” beber Kayat. Dia juga mengatakan, pelajaran pun akan berhenti jika mendadak ada tamu yang datang. ”Bahkan misal waktu ada tamu datang mendadak pas pelajaran, saat itu juga pelajaran dihentikan atau ditiadakan. Semua siswa wajib bertugas melayani para tamu yang datang,” imbuhnya. Penyelidikan ini merupakan tindak lanjut atas dugaan perkara baru yang dilimpahkan dari Polda Bali sejak April 2021. Delik perkara baru tersebut dijelaskan bahwa JEP diduga telah mempekerjakan anak didiknya di semua unit usaha sekolah.Baca Juga:
Olah TKP Dugaan Kasus Eksploitasi Ekonomi Anak, Ditreskrimum Polda Jatim Datangi SMA SPI Kota Batu
Terkait perkara ini, polisi menerapkan Pasal 761 i Jo Pasal 88 UU RI No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Jadi, setiap orang dilarang menempatkan dan menyuruh melakukan eksploitasi ekonomi terhadap anak. Ancaman hukumannya disebutkan pidana paling lama 10 tahun penjara. Seperti diketahui, perkara yang menjerat JEP, salah satu pendiri SMA SPI Kota Batu yang menaungi banyak anak kalangan tak mampu dan yatim piatu karena terbukti melakukan pelecehan hingga kekerasan seksual. Korbannya disebutkan mencapai belasan anak. Diberitakan sebelumnya, akhirnya majelis hakim memutuskan melakukan penahanan terhadap bos SMA SPI Kota Batu berinisial JEP. Terdakwa dugaan kasus kekerasan seksual itu akhirnya dijebloskan ke jeruji besi di Lapas Kelas I Lowokwaru, Kota Malang, Senin (11/07/2022). Berdasarkan pantauan di lapangan, pelaku kekerasan seksual JEP tiba di lapas sekitar pukul 16.45 WIB dengan menumpang mobil Kijang Innova bernopol AD 8869 MU warna hijau gelap. Usai turun dari mobil, JEP langsung dibawa masuk ke lapas. JEP digelandang menuju lapas tanpa diborgol. “Hari ini kami menerima penetapan dari majelis hakim yang mengadili perkara ini yang isinya menetapkan penahanan selama 30 hari,” kata Kajari Kota Batu Agus Rujito. Kini JEP tengah terjerat dugaan kasus eksploitasi ekonomi anak yang masih akan terus diselidiki di unit usaha SMA SPI Kota Batu.— Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim , Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim
Also Read