BATU, Tugujatim.id – Kasus dugaan kekerasan seksual, kekerasan fisik, dan eksploitasi ekonomi yang diduga dilakukan JE, founder SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Kota Batu terus bergulir. Komnas Perlindungan Anak (PA) menyebutkan ada indikasi keterlibatan pengelola SMA SPI dalam kasus tersebut.
Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait menuturkan, sebanyak 3 orang dari 14 pelapor yang telah menjalani pemeriksaan di Polda Jatim telah menyampaikan informasi yang mengejutkan.
“Tadi malam ada tambahan informasi bahwa dimungkinkan bukan hanya terduga pelaku JE saja, tapi disinyalir juga ada yang terlibat, paling tidak keterlibatannya mengetahui,” ujarnya saat berada di Polres Batu, Rabu (9/6/2021).
“Keterangan korban menyampaikan yang terlibat itu juga dari pengelola SMA SPI. Itu juga akan saya sampaikan ke penyidik Polda Jatim untuk memperkuat laporan,” imbuhnya.
Menurutnya, jumlah pengelola yang terindikasi terlibat dalam kasus yang didugakan belum bisa dipastikan. Namun disebutkan ada lebih dari 2 pengelola SMA SPI yang mengetahui adanya kejahatan yang terjadi di sekolah tersebut.
Korban juga berpesan agar tidak menutup SMA SPI Kota Batu karena masih banyak anak anak tidak mampu dan membutuhkan pendidikan yang layak. Namun oknum-oknum yang terlibat dalam kasus tersebut harus ditindak dan dikeluarkan dari sekolah itu.
“Yang mau kita perjuangkan adalah membongkar kekerasan seksual, kekerasan fisik dan eksploitasi ekonomi. Supaya oknum ini dikeluarkan dari sekolah, tapi sekolah tetap berjalan,” ucapnya.
Arist menyebutkan berdasarkan informasi yang ada, tindakan dugaan kejahatan yang terjadi di sekolah itu telah dihentikan usai kasus tersebut mencuat.
“Kalau ada individu atau kelompok yang membantu terduga pelaku silahkan saja, itu hak hukum. Tapi jangan melupakan peristiwa sesungguhnya yang sudah bertahun tahun terjadi di situ,” pungkasnya.