Tugujatim.id – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Timur mendukung sepenuhnya migrasi TV analog ke TV digital sebagai program strategis pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Menurut Ketua KNPI Jawa Timur Ahmad Nur Huda, dimatikannya TV analog atau analog switch off (ASO) dan berganti pada TV digital adalah suatu keharusan era yang disebut era disruption.
Pada era ini, semuanya berubah, pemain lama diganti pemain baru termasuk teknologi lama diganti teknologi baru.
“Era disruption adalah suatu inovasi yang akan mengganti seluruh sistem lama dengan cara-cara baru. Menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien juga lebih bermanfaat,” kata dia mengutip Rhenald Kasali, pakar manajemen, saat menjadi pembicara di acara Diskusi Publik Virtual sosialisasi ASO Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Komisi 1 DPR RI pada Minggu (12/06/2022).
Ahmad Nur Huda mengatakan, awalnya sebelum pandemi Covid-19, peralihan ke digital memang berjalan stabil. Tetapi setelah ada pandemi basar-besaran seperti terjadi ledakan menuju digital. Era digital yang awalnya masih dibayangkan, kini benar-benar terwujud.
“Pandemi Covid-19 adalah trigger-nya. Inilah pemicu utamanya. Sehingga yang dulunya soal digital masih dianggap wacana, sekarang menjadi kenyataan,” tuturnya.
Ketika peralihan ke digital ini terjadi, sebagian besar orang Indonesia masih tergagap-gagap karena belum siap. Sekarang ini, menurutnya, melalui migrasi ke TV digital adalah momentum yang harus terus didorong menuju digitalisasi.
“Guru yang dulunya tatap muka, sekarang pake internet. Akhirnya beberapa guru tergagap-gagap. Kepala sekolah pada bingung semua,” kata dia.
Era Digital Bukan Ancaman
Dia juga menjelaskan bahwa janganlah peralihan ke digital ini dianggap sebagai ancaman. Justru ini adalah peluang besar bagi semua warga dan pemuda Indonesia. Semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk memaksimalkan potensi diri melalui era digital ini.
“Jadi sekarang yang sebelumnya bukan siapa-siapa, jangan takut di era disrupsi (digital). Justru dengan era ini, kita harus benar-benar berinovasi, berubah, dan bertahan. Memang ada jutaan pekerjaan yang tutup, tetapi juga ada jutaan pekerjaan baru yang buka,” katanya optimis.
TV digital membuka peluang yang sama dan seluas-luasnya bagi setiap warga Indonesia. Ini hal yang luar biasa yang belum dirasakan Indonesia sebelumnya. Hari ini menurutnya, siapa pun bisa membuat televisi.
“Monumen besar era disrupsi ini adalah migrasi dari TV analog ke digital. Ini luar biasa. Dulu orang mau buat TV susah banget, tetapi sekarang bisa buat TV sendiri,” kata dia.
“Dulu Bang Karni Ilyas gegeran sama TVOne soal ILC, tetapi sekarang buat TV sendiri,” imbuhnya.
Konten Kreator yang Kreatif
Lantas apa yang harus dilakukan di era digital ini? Menurut Ahmad Nur Huda yang harus dilakukan adalah jangan berhenti berinovasi, memanfaatkan teknologi, tidak pernah merasa puas, dan berorientasi pada kualitas.
“Nah, ini semua agar kita bisa bertahan,” kata dia.
Ada banyak cara dan peluang yang bisa digarap oleh para generasi di era digital ini, salah satunya menjadi konten kreator yang kreatif. Misalnya, membuat blog, podcast, YouTube, dst.
“Di Blitar ada kampung YouTube yang penghasilannya hingga Rp 80 juta per bulan,” kata dia.
Kemudian yang paling penting, menurutnya, mulai belajar dari channel-channel tetangga, baik channel hiburan maupun pendidikan. Agar nantinya ketika menjadi konten kreator di TV digital menjadi kreatif dan inovatif.
“Ini menjadi passion yang harus dikembangkan,” tuturnya.
Kemudian, pengguna internet di Indonesia saat ini ada sebanyak 210.026.769 dari total penduduk 272.682.600 jiwa. Artinya, sebanyak 77,02 persen penduduk Indonesia sudah melek digital. Terlebih, ketika 5G disemarakkan nanti karena pemerintah mencanangkan ini sebagai dampak positif dari beralihnya siaran analog ke digital.
“Maka ini pangsa pasar bagi konten kreator yang luar biasa,” tuturnya.
Di akhir sesinya, Ahmad Nur Huda mendorong sosialisasi ASO. Menurutnya, ini sangat penting dilakukan terutama untuk orang-orang yang masih tidak terlalu mengenal fitur-fitur pada HP. Sehingga mereka bisa menikmati televisi digital dengan siaran-siaran berkualitas.
“ASO ini penting untuk ibu-ibu kita dan paman-paman kita, atau mereka yang tidak punya HP atau yang tidak terlalu melek teknologi, agar bisa menikmati siaran televisi,” ujarnya.
Baca Juga:
9 Alasan Beralih ke TV Digital, Nomer 8 Internetan Semakin Asyik
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim