Tugujatim.id – Direktur Imunisasi, Vaksin, dan Biologi WHO, Dr. Kate O’Brien, menjelaskan bahwa wabah kolera yang sedang melanda dunia saat ini memiliki kaitan erat dengan kondisi lingkungan yang terus berubah.
“Saya pikir kita harus mengakui bahwa wabah kolera yang sedang berlangsung sangat terkait dengan perubahan iklim dalam situasi darurat, situasi konflik, dan kita telah meningkatkan kewaspadaan terhadap kolera,” kata O’Brien dikutip dari laman resmi WHO terkait wabah kolera, Selasa (19/3/2024),
Perubahan iklim telah menjadi isu hangat dalam beberapa dekade terakhir, hal tersebut memicu ketakutan akan dampaknya yang merusak pada ekosistem dan kesehatan manusia.
Namun, keterkaitannya dengan penyebaran penyakit menular baru-baru ini menjadi sorotan utama, dengan kolera menjadi salah satu contoh nyata.
Menurut Dr. O’Brien, wabah kolera saat ini sangat terkait dengan perubahan iklim, situasi darurat, dan konflik. Hal ini menggarisbawahi pentingnya melihat masalah kesehatan global dalam konteks yang lebih luas, termasuk faktor-faktor lingkungan dan sosial yang mempengaruhinya.
Penyakit kolera yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, menyebar melalui air yang terkontaminasi. Oleh karena itu, kebersihan air dan sanitasi yang buruk menjadi faktor risiko utama penyebarannya.
Dalam kondisi perubahan iklim yang menyebabkan bencana alam dan krisis kemanusiaan, infrastruktur sanitasi yang tidak memadai dapat memperburuk situasi, mempercepat penyebaran penyakit tersebut.
Tetapi, menurut O’Brien, vaksinasi bukanlah solusi utama untuk menangani kolera. Meskipun vaksin penting dalam pencegahan penyakit ini, metode alternatif lain seperti perbaikan sanitasi dan edukasi masyarakat tentang kebersihan juga diperlukan untuk mengendalikan penyebarannya.
Selain kolera, WHO juga telah memperingatkan akan ancaman wabah campak yang meningkat, terutama dalam konteks perubahan iklim dan perpindahan penduduk. Dalam kondisi saat ini yang labil, upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi menjadi urgensi.
Imunisasi telah terbukti efektif dalam mengendalikan penyebaran penyakit menular di seluruh dunia. Program-program imunisasi telah menyelamatkan jutaan nyawa dan mengurangi angka kesakitan secara signifikan. Namun, tetap ada tantangan yang timbul, terutama dalam meningkatkan cakupan imunisasi di berbagai daerah yang sulit dijangkau.
O’Brien menyatakan bahwa SAGE, kelompok penasihat strategis pakar imunisasi WHO, telah melakukan tinjauan terhadap beberapa vaksin baru untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) pada remaja dan orang dewasa. TBC, penyakit yang menyebabkan jutaan kematian setiap tahunnya, menjadi fokus perhatian global dalam upaya pemberantasan penyakit menular.
Namun, tantangan terbesar dalam meningkatkan cakupan imunisasi bukanlah hanya terkait dengan teknologi atau infrastruktur, melainkan juga faktor sosial dan ekonomi.
Dr. O’Brien menekankan bahwa ketersediaan vaksin di berbagai daerah dan aksesibilitas layanan kesehatan menjadi kunci dalam memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlindungan yang sama terhadap penyakit menular.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Yohanes Maria Bima Prakoso/Magang
Editor: Imam A. Hanifah