SURABAYA, Tugujatim.id – Wisata baru di Surabaya, Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar baru saja diresmikan pada Rabu (23/07/2023). Juga, bertepatan dengan Hari Mangrove Sedunia.
Dihadiri serta diresmikan langsung oleh Presiden RI ke-5 sekaligus ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia Megawati Soekarnoputri didampingi oleh Kepala BRIN Laksamana Tri Handoko, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, beserta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga jajaran forkompinda.
“Alhamdulillah, hari ini kami bisa meresmikan kebun raya mangrove dan diresmikan langsung oleh Ibu Megawati Soekarnoputri,” kata Wali Kota Eri Cahyadi dalam peresmian Kebun Raya Mangrove, Rabu siang (23/07/2023).
Also Read
Eri menuturkan, jika hutan mangrove yang kini menjadi kebun raya ini tidak lepas dari perjuangan mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempertahankan kawasan mangrove karena berpotensi menjadi tempat edukasi.
“Kalau saya boleh cerita tentang mangrove, ini adalah tempat yang dulu Bu Risma berdarah-darah mempertahankan tempat ini. Tidak ada tempat lain yang bisa masuk konservasi dan berkembang menjadi mangrove seperti hari ini,” katanya.
Menurut dia, hal tersebut juga selaras dengan apa yang diamanatkan oleh Megawati Soekarnoputri yang menuturkan bahwa mangrove harus dijadikan tempat edukasi dan tempat wisata untuk bergeraknya anak-anak muda Surabaya dalam mencintai lingkungan.
“Kami terus berkembang dan berharap sesuai dengan arahan Ibu (Megawati) sehingga nanti mangrove bisa jauh lebih baik dan sempurna dibanding hari ini karena masih banyak kekurangan kami,” ujarnya.
Dia menyebutkan, jumlah spesies tanaman yang mangrove di kawasan ini yakni masih 57 jenis. Nantinya, Pemkot Surabaya akan berkomitmen dengan bekerja sama berbagai pihak untuk menambah jumlah spesiesnya.
Dalam kesempatan ini, Eri mengatakan bahwa terbentuknya wisata baru Kebun Raya Mangrove ini akan digerakkan oleh warga miskin Surabaya agar dapat meningkatkan perekonomiannya.
“Kami juga menggerakkan kebun raya mangrove ini sebagai tempat pariwisata yang mana semua yang bekerja adalah warga miskin Kota Surabaya. Hasilnya juga akan kami berikan kepada warga miskin seperti yang ada di Romokalisari,” tuturnya.
Nantinya, bibit-bibit mangrove akan dikembangkan dan dibeli dari petani setempat. Selain itu, wahana perahu juga akan disediakan dari nelayan Surabaya.
Terakhir, Eri berharap bahwa penyediaan lahan terbuka untuk menjadi lahan pangan di Surabaya dapat dimanfaatkan dengan baik melalui arahan BRIN. Jadi, seiring berjalannya waktu angka kemiskinan di Surabaya akan semakin menipis.
“Lahan-lahan ini nantinya juga untuk kepentingan masyarakat Surabaya. Tujuan akhirnya mengurangi angka kemiskinan,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati