PASURUAN, Tugujatim.id – Insiden pembubaran paksa kegiatan pengajian kontroversi di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Selasa malam (20/06/2023), ternyata bukan kali pertama terjadi. Diduga pengajian bertema paham khilafah tersebut sudah berlangsung selama belasan tahun.
Pengajian kontroversi bertajuk Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H ini digelar di salah satu rumah warga di Dusun Beji Geneng, Desa Sumbersuko, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan.
Menurut Samsul, warga sekitar, pengajian tersebut diduga sudah lama dikenal menganut paham-paham Islam keras seperti khilafah.
Pria yang juga perwakilan kelompok Patriot Garuda Nusantara ini menyebut pengajian ini sudah berjalan selama 16 tahun terakhir.
Also Read
“Kegiatan ini sudah berlangsung selama hampir 16 tahun. Kami sudah pantau seluruh kegiatannya,” ujar Samsul.
Baca Juga: Bertema Khilafah, Pengajian di Pasuruan Dibubarkan Paksa Warga
Menurut Samsul, kegiatan pengajian kontroversi dengan tema yang serupa pernah dilakukan kelompok tersebut pada 2016. Kala itu, warga sudah memprotes keras hingga membubarkan pengajian yang disinyalir bertentangan dengan nilai Pancasila itu.
“Ternyata mereka mengulangi pada malam hari ini, itu yang kami tidak mau,” ungkapnya.
Warga meminta agar pengajian yang diduga menganut paham Islam garis keras ini benar-benar dibubarkan. Tuntutan semata-mata untuk menjaga kondusivitas kehidupan warga.
Samsul menyatakan, warga ingin agar majelis pengajian tersebut ditutup selamanya, bukan hanya sementara.
“Kalau mereka masih ngeyel akan membuat kegiatan, kami akan mengerahkan massa yang lebih besar dari ini,” tegasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dusun Beji Geneng Imam Ahmad Al Baihaqi mengatakan bahwa rumah salah satu warganya tersebut memang kerapkali digunakan untuk kegiatan pengajian. Baik pengajian dalam skala besar hingga pengajian kecil-kecilan.
“Kalau sore biasanya ada anak-anak kecil ngaji. Habis Subuh juga ada pengajian,” ujar Ahmad.
Baca Juga: Ricuh Bubarkan Pengajian Khilafah di Purwosari Pasuruan, Kasun: Acara Tak Berizin
Meski begitu, pihak perangkat dusun tidak mengetahui secara jelas apa yang diajarkan dalam pengajian tersebut. Di sisi lain, warga resah dan curiga karena pengajian itu terkesan dilakukan sembunyi-sembunyi. Tanpa ada izin resmi dan pemberitahuan dari penyelengara maupun pemilik rumah.
“Kurang tahu persis kalau acaranya seperti apa, yang jelas kami dapat laporan dari warga yang tidak nyaman. Termasuk posisi motor-motor yang parkir menutupi jalanan,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah pengajian kontroversi digelar di Dusun Beji Geneng, Desa Sumbersuko, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, dibubarkan paksa oleh warga pada Selasa malam (20/06/2023). Sekitar pukul 20.00 WIB, ratusan warga merangsek masuk dan meminta pengajian dihentikan.
Sempat terjadi keributan dan bentrok antara warga dan penyelenggara acara. Bukan tanpa alasan, pengajian bertajuk Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H ini meresahkan warga. Sebab, tema yang diangkat cukup kontroversial, yakni “Khilafah Mengakhiri Hegemoni Dollar dengan Dinar dan Dirham”.
Berdasarkan kabar itu pula bahwa penyelenggara pengajian diduga punya hubungan dengan kelompok keras Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).