MALANG, Tugujatim.id – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unisma menggelar program Student Alumni Mentoring Experience Program (SAMEP) pada Senin (02/01/2023). FEB Unisma memiliki tujuan untuk membangun self confidence atau kepercayaan diri bagi mahasiswa. Istimewanya, mereka menghadirkan Chief Financial Officer perusahaan property & real estate di Jakarta, yaitu Al Imron.
Program SAMEP FEB Unisma ini dikemas sebagai ajang mempertemukan alumni dan mahasiswa dalam program mentoring dalam bentuk “kemitraan”. SAMEP Program bertajuk “Self Confidence, Menggali Ide-Ide Kreatif Mulai dari Level Bawah” ini sudah berjalan hampir satu tahun.
Implementasinya, alumni (mentor) membagikan pengetahuan atau pengalamannya kepada mahasiswa (mentee) untuk mendukung mereka mencapai tujuan personal/profesional.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang Nur Diana SE MSi mengatakan, SAMEP merupakan program unggulanUnisma yang digagas alumni dan diluncurkan pada 2022 saat ulang tahun FEB ke-41.
Dia mengatakan, program ini sangat selaras dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk menciptakan sumber daya unggul. Yakni mengolaborasikan berbagai unsur dalam mendukung terciptanya SDM unggul.
“Salah satunya peran alumni sangat besar sekali,” ujarnya.

Menurut dia, SAMEP Program sebagai tempat berbagi pengalaman serta mentoring dari alumni FEB Unisma yang telah sukses di bidangnya kepada mahasiswa tingkat akhir.
“Alumni itu mengisi peran yang sangat penting, mulai input sampai output. Alumni di dunia industri memberi input dan masukan dalam menggodok kurikulum yang selaras dengan kebutuhan industri, serta turut berperan untuk memoles calon lulusan menjadi SDM andal,” ujar Nur Diana.
Selain berbagi pengalaman, SAMEP akan siap memberikan mentoring bagi calon lulusan sesuai keinginannya saat lulus nanti.
”Seperti menjadi pekerja atau entrepreneur atau melanjutkan studi,“ tuturnya.

Diana pun menekankan dalam SAMEP yang digagas FEB dan alumni telah mensyaratkan menjadi mentor adalah alumni FEB Unisma yang telah memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun dan mempunyai kompetensi tertentu yang bisa dibagikan kepada mahasiswa. Sedangkan syarat menjadi mentee adalah mahasiswa FEB Unisma minimal yang sudah menginjak semester 5, mahasiswa yang telah yudisium dan tengah menunggu wisuda, atau lulusan baru yang masih bimbang dalam menentukan langkah ke depannya.
“Tantangan dunia kerja sangat berat, jumlah lulusan PT banyak sehingga lulusan kami harus memiliki keunikan, keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki lulusan lainnya,” tambah Nur Diana.
Sementara itu, Al Imron sebagai mentor yang mengambil peran aktif terhadap calon lulusan membagikan pengalamannya. Berbekal pengalaman sebagai bagaimana memulai berkarir di beberapa perusahaan yang awalnya tergolong perusahaan kecil hingga besar sampai sekarang berkat menanamkan visi kuat, keinginan, dan kemauan untuk orang sukses, proses belajar, serta menggabungkan teori dan praktik.

Dia mengatakan, calon lulusan mulai saat ini harus mampu menggali masalah dan problematika dalam menghadapi karir di masa depan.
“Temukan problem Anda saat ini sebelum masuk ke dunia nyata, cari solusi dari berbagai perspektif. Hadapi dan pahami gap yang Anda miliki. Lakukan refleksi diri, bangun self confidence, serta petakan langkah-langkah yang harus kalian siapkan dalam memasuki dunia kerja,” pesannya.
Menurut dia, kehadirannya sebagai mentor dalam program SAMEP ini tidak hanya sekali, tapi dia memiliki moral obligation untuk mendukung dan memberi bantuan adik-adik saat mengalami kesulitan dalam menjalankan suatu action plan. Karena itu, dia membuka komunikasi tak terbatas kepada mahasiswa dalam mem-followup apakah “action plan” telah dapat dilaksanakan. (*)