MALANG, Tugujatim.id – Kegiatan Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) yang digagas oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) bersama PT Paragon Technology and Innovation akhirnya kembali dilaksanakan dan digelar secara virtual melalui Zoom Meeting, Selasa (1/6/2021). Setelah Batch 1 menyelesaikan program FJP ini, kali ini program pelatihan dan pendidikan untuk para jurnalis terpilih dari seluruh Indonesia ini memasuki jilid kedua atau Batch 2.
Nurcholis MA Basyari yang juga jurnalis senior yang kini menjabat sebagai Asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, mengucapkan terima kasih kepada PT Paragon Technology and Innovation yang konsisten mendukung perkembangan pendidikan di Indonesia.
“Pertama saya ucapkan terima kasih kepada Pak Salman Subakat (CEO PT Paragon Technology and Innovation, red) yang secara konsisten mendukung gerakan ini. Beliau punya konsen yang luar biasa di bisang pendidikan. Oleh karena itu, pertemanan kami tertaut dalam gerakan ini,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa gerakan ini adalah salah satu misi untuk memajukan pendidikan demi cita-cita mencerdaskan segenap bangsa, sekaligus merupakan tugas wartawan sebagai penyambung lidah rakyat.

“Kita (wartawan) termasuk profesi langka yang dilindungi undang-undang, ini karena pekerjaan kita mewakili masyarakat. Ini adalah undang-undang yang tidak memiliki turunan, untuk menciptakan kemerdekaan pers,” paparnya.
“Ayo kita sama mari ikut dalam gerakan kebaikan terutama dalam bidang pendidikan, kami meyakini pendidikan adalah salah satu tolak ukur kemajuan bangsa. Dan kita memiliki tugas melalui tulisan-tulisan kita untuk memajukan pendidikan,” pungkasnya.
Lebih lanjut, CEO PT Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat, mengungkapkan kalau pandemi ini juga mempercepat perkembangan teknologi di Indonesia. Oleh karena itu pertemuan melakukan Zoom Meeting ini bisa dilakukan tanpa harus bertemu secara langsung.
“Ada yang bilang pandemi mempercepat teknologi, kita jadi tidak perlu macet-macetan dan menunggu di bandara. Mudah-mudahan dengan ini bisa membantu mengembangkan jurnalisme pendidikan di Indonesia,” ungkapnya sambil tersenyum.
Lebih lanjut, menurutnya bahwa jurnalisme sudah hidup sejak dulu sejak kemunculan mesin cetak. Sehingga muncul dalam bentuk poster-poster.
Dan Jurnalis menurutnya memiliki peran penting dalam perkembangan pendidikan.
“Materi-materi jurnalistik kita di masa depan bisa dijadikan tujuan untuk bahan ajar sampai penelitian. Dan ketika pendidikan bisa berjalan maka ekonomi juga jalan, kemudian orang memiliki sikap untuk kritis dan pendapatnya tidak bisa dibeli,” pungkasnya.