MALANG, Tugujatim.id – Final Euro 2020 akhirnya digelar pada dini hari tadi (12/07/2021) antara Timnas Inggris vs Timnas Italia yang digelar di Stadion Wembley, London. Puluhan ribu suporter Inggris dan Italia memadati stadion yang berkapasitas sekitar 60 ribu tempat duduk tersebut. Tak hanya di dalam stadion, acara nobar juga dilaksanakan di luar stadion.
Kedua suporter sendiri terus melancarkan psywar sejak sebelum laga dimulai. Mulai dari suporter Inggris dengan slogan football is coming home (sepak bola kembali ke rumahnya), sementara fans Italia dengan slogan football is coming r(h)ome (sepak bola kembali ke roma).
Dalam laga tersebut, kedua tim menampilkan pemain terbaiknya, mulai dari Inggris yang menerapkan formasi 3-4-3 dengan mem-plot Harry Maguire, John Stone, dan Kyle Walker sebagai palang pintu. Sementara Luke Shaw, Declan Rice, Kalvin Phillips, dan Kieran Trippier dipercaya sebagai gelandang. Dan lini serang akan diisi oleh trio Mason Mount, Raheem Sterling, dan Harry Kane. Sementara penjaga gawang dipercayakan pada Jordan Pickford.
Sementara Italia memulai dengan formasi 4-3-3 dengan kembali menduetkan Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini sebagai center back, sementara di bek kanan dan kiri ada nama Giovanni Di Lorenzo dan Emerson Palmieri. Di lini tengah ada Nicolò Barella, Jorge Luiz Frello, dan Marco Verratti. Penyerangan akan di-plot Federico Chiesa, Ciro Imobile, dan Lorenzo Insigne. Dan kiper akan diisi oleh pemain yang baru saja bergabung dengan Paris Saint Germain, Gianluigi Donnarumma.
Di menit awal, tampak pemain-pemain Italia lebih canggung karena bermain di hadapan puluhan ribu suporter tim tuan rumah. Hal ini dimanfaatkan oleh the three lions dengan mencetak gol cepat berkat umpan akurat Trippier dari sisi kanan menuju Luke Shaw yang berdiri di tiang jauh, bola manis dicocor pemain Manchester United ini menuju pojok kanan gawang Donnarumma.
Ketinggalan satu gol di menit ‘2, membuat Italia mau tidak mau harus panas lebih cepat. Beberapa kali Insigne dan Ciro Imobile mencoba membangun serangan, tapi kandas sebelum memasuki kota penalti.
Inggris juga beberapa kali berusaha membangun serangan melalui Harry Kane, sayang tidak adanya playmaker membuat serangan anak-anak Ratu Elizabeth ini tidak jelas ke mana arahnya. Pada babak pertama, skor 1-0 bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, Roberto Mancini mencoba mengubah permainan Italia dengan memasukkan Domenico Berardi hingga Manuel Locatelli.
Tak ingin kalah, Gareth Southgate juga memasukkan Jack Grealish, Bukayo Saka, hingga Jadon Sancho untuk menambah gedoran serangan.
Namun, justru Gli Azzurri berhasil menyamakan kedudukan dengan memanfaatkan kemelut di depan gawang Jordan Pickford. Adalah Leonardo Bonucci yang berdiri bebas di depan mulut gawang menerima bola liar, dan dengan mudah menceploskan bola ke jala Inggris pada menit ’66.
Setelah babak kedua berakhir, skor 1-1 tetap bertahan. Bahkan, saat dua kali perpanjangan waktu, skor sama kuat tidak berubah dan harus dilakukan babak adu tos-tosan.
Penendang Italia mulai dari Berardi, Bonucci, dan Bernardeschi berhasil menaklukkan kiper Jordan Pickford. Sayangnya, Andrea Belotti dan Jorginho gagal.
Sementara penendang Inggris hanya berhasil dicetak oleh Harry Kane dan Harry Maguire. Sedangkan tendangan Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka berhasil dimentahkan oleh Donnarumma.
Leonardo Bonucci dalam laga tersebut ditetapkan sebagai Man of the Match karena sangat disiplin menjaga pertahanan dari terjangan Harry Kane dkk. Sekaligus mencetak gol yang menyelamatkan Italia dari kekalahan.
Dengan hasil ini, Italia akhirnya berhasil membawa kembali Piala Euro setelah terakhir kali meraih trofi ini 53 tahun yang lalu atau pada 1968 silam. Sekaligus sebagai penanda berakhirnya puasa gelar Gli Azzurri selama 15 tahun setelah terakhir meraih trofi mayor pada 2016 lalu di gelaran Piala Dunia.