MALANG, Tugujatim.id – Universitas Negeri Malang (UM), sejak Kamis (4/11/2021) mendapat kunjungan dari tim Health Promoting University (HPU). HPU merupakan gerakan yang dikembangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM). Kemenkes RI dan UGM mengadopsi konsep HPU yang dikembangkan ASEAN University Network (AUN).
Kampus sehat merupakan satu hal yang harus ada dalam tatanan Perguruan Tinggi (PT). Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UM, Markus Diantoro, menyatakan dukungannya terhadap gerakan tersebut.
“Gerakan yang bertujuan menjadikan masyarakat kampus menjadi sehat secara menyeluruh harus mendapat dukungan penuh,” ujarnya.
Also Read
Menurutnya, di bawah koordinasi Pusat Gender dan Kesehatan (PGK), sejumlah aktivitas yang difokuskan pada pencegahan, edukasi, dan promosi kesehatan akan dilakukan.

Sementara, Ira Nurmala SKM, MPH, PhD dari tim HPU Universitas Airlangga (Unair) selaku pendamping HPU UM dalam kunjungan ke UM menegaskan bahwa konsep HPU adalah pendekatan untuk menciptakan lingkungan belajar dan budaya organisasi yang mendorong kesehatan, kesejahteraan komunitas, serta memberdayakan individu untuk mencapai potensi dirinya.
Selama berkunjung di UM, Ira melihat tataan lingkungan di UM dan berbagai aktivitas fisik yang rutin dilaksanakan semua fakultas dan unit setiap Jumat pagi. Dia dan tim yang menyempatkan diri mengikuti sesi senam pagi di Fakultas Ilmu Keolahragaam berharap agar tradisi Jumat pagi di kalangan tendik dan dosen tersebut dikembangkan untuk mahasiswa.
“Mahasiswa dapat diajak membuat program-program untuk menumbuhkan budaya sehat di kampus dan di masyarakat,” kata dia.
Ira dan tim juga mengapresiasi berbagai fasilitas di UM yang ramah disabilitas, seperti dilengkapinya penanda kelas dengan huruf braile, jalan untuk kursi roda, dan kamar mandi khusus.