TULUNGAGUNG, Tugujatim.id – Pernahkah kamu mendengar nama Goa Selomangleng Tulungagung? Bagi masyarakat Tulungagung, nama goa satu ini tentu sudah tidak asing. Goa yang terletak di wilayah Kecamatan Boyolangu ini telah lama menjadi salah satu peninggalan sejarah yang juga telah diusulkan sebagai cagar budaya.
Nama Goa Selomangleng ini sangat mirip, bahkan sama, dengan goa yang ada di Kota Kediri. Namun jika Anda memperhatikan dengan saksama, maka akan tampak perbedaan dari kedua goa tersebut.
Lokasi Goa Selomangleng berada dekat dengan Candi Selomangleng. Di sekitar kawasan ini juga ada beberapa peninggalan sejarah lain. Ada Candi Sanggrahan, Candi Gayatri, Candi Dadi, dan Goa Tritis yang merupakan situs sejarah dan destinasi wisata di Tulungagung.
Wisata satu ini tentu dapat menjadi alternatif liburan yang tidak kalah dengan destinasi lain seperti Pantai Pucang Sawit dan Popoh. Apalagi jika mengajak buah hati untuk rekreasi sambil mempelajari sejarah peradaban Nusantara.
Lokasi dan Rute ke Goa Selomangleng Tulungagung
Goa Selomangleng Tulungagung adalah sebuah goa yang terletak di Dusun Sanggrahan Kidul, Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Lokasi Goa Selomangleng juga dekat dengan pemukiman warga. Hanya berjarak sekitar 500 meter.
Goa yang lokasinya berada di lingkungan BKPH Kalidawir ini merupakan salah satu destinasi wisata sejarah di Tulungagung. Jarak dari pusat Kota Tulungagung pun tidak terlalu jauh, hanya sekitar 7,6 km. Bisa ditempuh dalam waktu 16 menit menggunakan kendaraan pribadi.
Baca Berita Lainnya:
Candi Sanggrahan Tulungagung, Kemegahan Peninggalan Majapahit Pasca Pemugaran
Pantai Pucang Sawit, Hidden Gems Tulungagung Mirip Belitung
Pantai Popoh Tulungagung, Harga Tiket, Rute, dan Sejarahnya
Rute perjalanan menuju Goa Selomangleng juga terbilang mudah. Kamu tinggal mengarahkan kendaraan menuju ke selatan, tepatnya ke Jalan Mastrip. Nah, tetaplah lurus ke arah selatan hingga menemui Balai Desa Sanggrahan Baru.
Dari balai desa, kamu tinggal melanjutkan perjalanan sektar 1,6 km ke arah selatan. Hingga kemudian sampai di tempat penitipan kendaraan, di sekitar Goa Selomangleng Tulungagung.
Sisanya, kamu tinggal berjalan kaki melewati jalan setapak. Rindangnya pepohonan jati dan batuan di sekitar jalan membuat perjalanan akan terasa sangat menyenangkan.
Jam Buka Wisata Goa Selomangleng Tulungagung
Goa Selomangleng menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Tulungagung dengan pemandangan asri nan klasik. Wisatawan pun bebas berkunjung kapan saja karena wisata di Tulungagung ini buka setiap. Mulai pukul 08.00-17.00 WIB.
Harga Tiket Masuk Goa Selomangleng
Untuk bisa memasuki kawasan Goa Selomangleng, pengunjung hanya perlu membayar biaya tiket masuk sebesar Rp3.000 untuk jasa parkir kendaraan. Murah bukan?
Karena fasilitas yang masih terbatas, maka pengunjung wajib mempersiapkan perbekalan sendiri dari rumah ya.
Bentuk Goa Selomangleng Tulungagung
Bila ditelisik dari namanya, Selomangleng merupakan gabungan dari kata selo, manga, dan leng. Selo sendiri berarti lubang. Sedangkan manga artinya terbuka atau menganga. Dan kata leng yang berarti sebuah lubang.
Salah satu destinasi wisata di Jawa Timur ini punya keunikan tersendiri dari sisi bentuk. Di kawasan lereng jurang Selomangleng yang dikenal terjal, terdapat dua bagian utama. Yakni sisi bawah yang agak landai serta bagian atas yang cukup terjal.
Berdasarkan penjelasan Pemkab Tulugagung lewat laman resminya, di bagian bawah lereng Selomangleng ini terdapat dua buah goa. Sedangkan di bagian atas, terdapat sebuah bangunan candi yang disebut Candi Selomangleng.
Sesuai namanya, goa ini terbentuk dari sebuah bongkah batu besar atau monolit. Begitu tiba di depan goa, akan nampak dua mulut goa yang berbentuk persegi. Bongkahan batu goa ini menempati tanah seluas 29,5 m x 26 m.
Goa pertama memiliki ukuran ceruk sebesar 380 cm dengan panjang 360 cm dan lebar sebesar 175 cm. Cukup untuk tempat bersembunyi dan bertapa. Sedangkan pada goa kedua yang terletak di sisi selatan, berukuran lebar 200 m dan panjang 360 cm.
Sejarah Selomangleng Tulungagung
Goa, pada zaman dahulu menjadi tempat utama untuk bersembunyi. Bahkan, sejak zaman peradaban manusia baru dimulai, banyak goa dijadikan tempat untuk bertahan hidup. Goa juga dijadikan salah satu tempat bertapa orang-orang zaman dahulu.
Goa Selomangleng memiliki nilai sejarah yang tinggi. Nampak dari banyaknya relief yang terpahat dalam dinding goa.
Setyawati Suleiman, seorang arkolog perempuan pertama di Indonesia menyebut bahwa Goa Selomangleng Tulungagung diperkirakan sudah ada sejak awal Kerajaan Majapahit.
Perempuan yang bekerja di dinas purbakala sejak 1948 ini menganalisis dari cara pembuatan dan rambut tokoh dalam relief yang ada di dinding goa.
Melansir laman Kemendikbud, catatan peneliti bernama Kampers menyebut jika goa ini diperkirakan telah ada pada akhir abad ke-10. Namun memang sangat sulit menemukan literatur sejarah yang menjelaskan asal muasal goa ini.
Relief di Goa Selomangleng
Berdasarkan catatan Sulistyanto dan Kusumo Hartono (1986), relief yang terpahat pada dinding Goa Selomangleng menggambarkan cerita Arjunawiwaha. Kisah ini tertaut pada episode bagaimana bidadari menggoda Arjuna saat sedang bertapa.
Masih dalam penjelasan Kampers di laman Kemdikbud, keberadaan relief menunjukkan bahwa goa ini memang digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan. Seperti bertapa dan menyepi. Menjauhkan diri dari masyarakat dan keramaian.
Penelitian terkini pun telah dilakukan oleh seorang mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) bernama Nainunis Aulia Izza. Penelitian ini kemudian menghasilkan sebuah naskah berjudul Gaya Arsitektur Goa Selomangleng.
Dalam naskah itu, Aulia Izza menjelaskan bahwa relief menggambarkan sosok lelaki yang bertapa di tengah dua wanita. Pada relief selanjutnya, ada dua laki-laki yang duduk saling berhadapan. Sedangkan dalam relief lainnya, tergambar figur manusia yang sedang berjalan membawa tongkat.
Dari analisisnya, bangunan ini dimungkinkan dibangun pada masa Airlangga, yakni sekitar abad XI Masehi. Saat Airlangga berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno. Karakter relief tidak hanya disimpulkan sebagai corak agama Hindu.
Namun juga kepercayaan agama Rsi yang dianut masyarakat kala itu. Namun corak pada ceruk yang menunjukkan gaya Majapahit, membuat dia menyimpulkan goa ini berada pada masa transisi Mataram dan Majapahit.
Demikianlah bagaimana keunikan dan sejarah Goa Selomangleng Tulungagung. Dengan mempelajari jejak sejarah kerajaan di Indonesia, maka akan turut melestarikan budaya bangsa dan mengenalkannya pada dunia.