TUBAN, Tugujatim.id – Penemuan kasus awal penyakit lumpy skin disease (LSD) atau cacar sapi pada akhir Januari 2023, kini sudah ada sekitar 146 ekor terpapar virus ini. Awalnya hanya belasan ternak yang terserang gudik LSD, nyatanya kini kondisinya makin mengganas hingga ratusan ternak terpapar.
Tercatat dalam data terakhir sebaran kasus gudik LSD di Kabupaten Tuban pada Minggu (12/03/2023), setidaknya 146 ekor ternak terjangkit virus ini. Rinciannya, 126 ekor masih sakit atau menjalani perawatan, 19 sembuh, dan 1 dipotong paksa.
Baca Juga:
Teror Cacar Sapi Serang Belasan Ternak di Tuban
Padahal, Kabupaten Tuban belum benar-benar aman dari virus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang juga menyerang hewan ternak. Kini mereka harus dihadapkan pada penanganan kasus gudik LSD yang menyerang ratusan sapi di Tuban hingga ada yang mati.
Ratusan ternak yang terpapar virus ini di wilayah Kabupaten Tuban, terbanyak di Kecamatan Bancar. Daerah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jateng tersebut ada 54 kasus. Dari jumlah itu, belum ada yang sembuh.
Baca Juga:
146 Ternak Terserang Cacar Sapi di Kabupaten Tuban
Disusul Kecamatan Kerek dengan jumlah 16 kasus, Jenu (14 ekor), Semanding (13 ekor), Palang (10 ekor), Jatirogo dan Tambakboyo masing-masing 9 kasus. Sedangkan di Kecamatan Merakurak dengan 7 kasus, Montong dan Kenduruan (5 ekor). Sementara Kecamatan Bangilan, Plumpang, Singgahan, dan Soko masing-masing 1 kasus.
Baca Juga:
Sapi Limousin Milik Peternak Tuban Mati Terserang Cacar
Untuk Kecamatan Grabagan, Parengan, Rengel, Senori, Tuban, serta Widang masih nol kasus alias nihil.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Hewan Ternak DKP2P Tuban Pipin Diah Larasati mengatakan, sampai saat ini status gudik LSD belum dinyatakan sebagai wabah. Padahal, Pemerintah Provinsi Jatim sudah protes ke pusat terkait kasus ini.
“Padahal kabupaten/kota di Jatim dan wilayah perbatasan Jateng sudah banyak kasus,” terangnya.
Baca Juga:
Sapi Limousin Warga Tuban Mati, Begini Tanggapan DKP2P
Dia menerangkan, kasus awal di Jawa dimulai dari Jawa Tengah. Dan di wilayah tersebut belum menyatakan bahwa itu wabah.
“Beda dengan Jatim yang berani menyatakan wabah PMK saat awal dulu,” ucapnya.