SURABAYA, Tugujatim.id – Akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD telah membuat inovasi soal teknologi screening bernama i-nose c-19 yang akan segera dipasarkan. Mengingat, i-nose c-19 ini dapat membantu efektivitas dan meredam anggaran masyarakat di tengah Covid-19.
“Mudah-mudahan dalam waktu 2,5 bulan-4 bulan sudah selesai. Inovasi ini sangat dibutuhkan di tengah pandemi Covid-19. Alat tersebut mudah digunakan. Kan bisa membantu masyarakat untuk meredam pengeluaran saat pandemi Covid-19,” jelas guru besar ITS Surabaya pada pewarta Tugu Jatim Jumat (22/01/2021).
Prof Riyan juga menyampaikan bahwa masyarakat bisa menggunakan i-nose c-19 karena biaya tesnya terjangkau dan mudah digunakan. Untuk harga alatnya dibanderol sekitar Rp 70 juta-Rp 75 juta dan bisa dipakai sebanyak 105 ribu kali tes. Sedangkan harga tesnya cukup membayar Rp 10 ribu-Rp 15 ribu saja. Harganya sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan harga tes PCR, rapid test, maupun rapid antigen yang sedang dipakai sekarang.

“Nanti mudah-mudahan kami tekan semurah mungkin (dalam pemasaran teknologi screening Covid-19 bernama i-nose c-19, red), antara Rp 70 juta-Rp 75 juta. Bisa digunakan 2 tahunan per alat tersebut,” ujar Prof Riyan pada Tugu Jatim.
Di sisi lain, Prof Riyan menerangkan bahwa bantuan dari berbagai pihak mengenai pengembangan, produksi, dan pemasaran i-nose c-19 begitu berarti serta membantu mempercepat melalui proses uji profile dan uji diagnostik.
“Ya itu yang didukung, kemarin kami berorientasi ke Kemenristek akan dibantu (dalam penyediaan anggaran penelitian uji profile dan uji diagnostik, red). Penelitian ini membutuhkan dana, akan dibantu dan diteruskan pengembangannya. Karena uji coba berikutnya membutuhkan sampel pasien Covid-19 yang banyak, memerlukan peralatan yang banyak. Nanti akan dihitung dana oleh Kemenristek, rumah sakit juga ada yang membantu,” jelas guru besar ITS Surabaya pada Tugu Jatim dengan begitu telaten, sabar, dan mudah dimengerti.
Selain itu, Prof Riyan juga menekankan bahwa proses uji profile dan uji diagnostik memang memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Karena tidak mudah mengambil sampel dari pasien yang positif Covid-19. Dampak bisa berbagai macam, jadi perlu persiapan dan dukungan dari tenaga profesional untuk kelancaran uji-uji i-nose c-19.
“Tidak mudah mengambil sampel pada pasien yang positif Covid-19 (perlu protokol kesehatan, anggaran penelitian, dan tenaga profesional, red) sehingga perlu banyak yang membantu dalam pengambilan sampel pasien positif Covid-19,” terangnya melalui sambungan telepon dengan Tugu Jatim.
Mengingat pandemi Covid-19 juga masih hadir di sekitar masyarakat, i-nose c-19 ini mudah dioperasikan dan mengurangi anggaran screening. Dalam waktu 2,5 bulan-4 bulan ke depan, semoga masyarakat banyak terbantu dengan hadirnya i-nose c-19 yang dipasarkan dengan biaya tes hanya Rp 10 ribu-Rp 15 ribu. (Rangga Aji/ln)