TUBAN, Tugujatim.id – Krisis pangan memang terjadi sejak gelombang panas El Nino. Ternyata kondisi ini masih sangat dirasakan dampaknya di sejumlah wilayah di Indonesia. Termasuk salah satunya dampak kenaikan harga beras di Kabupaten Tuban yang melambung hingga bikin masyarakat menjerit.
Saat ini harga beras kian hari semakin mencekik masyarakat. Harga di pasaran sekitar Rp15 ribu per kilogram untuk kualitas premium.
Kondisi berbeda dengan klaim Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Pertanian (DKP2P) Kabupaten Tuban. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tuban masuk wilayah daerah penghasil dengan potensi 5 terbaik di Jawa Timur.
Baca Juga: 7 Orang Luka-Luka usai Ngaji bareng Gus Iqdam, Mobil Pickup Masuk Jurang di Kalipare Malang
Sedangkan data dari DKP2P, luas lahan tanaman padi kurang dari 107.310 hektare dengan luas panen mencapai 106.341 hektare dan produksi tanaman mencapai 62.19 kuintal/ha.
Untuk tanaman jagung, luasannya sebesar 137.128 hektare dengan luas panen 137.121 hektare dan produktivitas tanaman 56,47 kuintal/hektare.
Dengan demikian, Kabupaten Tuban dijadikan pilot project pengembangan pertanian model agroekologi yang dilaksanakan di lahan seluas 1.000 hektare yang terletak di Desa Senori, Kecamatan Merakurak.
“Kalau produksi kita nomor 5 besar di Jatim, Mas,” kata Kepala DKP2P Kabupaten Tuban Eko Julianto pada Senin (19/02/2024).
Baca Juga: Pikap Rombongan Pulang Pengajian Majelis Sabilu Taubah Terperosok Masuk Jurang di Malang
Selain itu, dia mengatakan, juga berupaya lain untuk menjaga stabilitas harga beras di masyarakat, termasuk dengan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) melalui kerja sama dengan Bulog. Di antaranya yang dijual yaitu termasuk beras kualitas medium, minyak, dan gula. Pastinya, dia mengatakan, harga tersebut di bawah harga di pasaran.
Untuk beras medium dijual Rp10.200/kg, sedangkan di pasar Rp14 ribu. Kemudian minyak goreng dijual Rp14 ribu, harga pasar Rp15 ribu-Rp16 ribu. Untuk harga gula dijual Rp15 ribu, harga dipasar antara Rp16 ribu-Rp17 ribu.
“Kami bersama Bulog menggelar GPM. Seingat saya sudah ada 5 kali dan yang dijual beras, minyak, serta gula,” ujarnya.
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati