Tugujatim.id – Diskusi mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) bagi setiap individu selalu menjadi topik yang tak pernah usai. Peringatan HAM internasional pun ditetapkan pada 10 Desember sejak dikeluarkannya Deklarasi HAM Internasional pada tahun 1948 lalu. Di tahun ini, tema peringatan hari HAM disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19 yaitu Recover Better – Stand Up for Human Rights.
Terlepas dari sudah tersebarnya dokumen Deklarasi HAM ke berbagai negara dan tersedia dalam bahasa masing-masing, nyatanya masih banyak masyarakat yang tidak peduli tentang pentingnya HAM dalam kehidupan bermasyarakat. Di tengah pandemi saat ini, upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan, perlindungan, dan kesejahteraan harus dimiliki secara merata oleh setiap orang.

Baca Juga: Hasil Versi Quick Count, Paslon Sanusi-Didik Kembali Duduki “Singgasana” Kabupaten Malang
Dilansir dari laman PBB, peringatan hari HAM tahun ini harus menjadi momentum untuk berefleksi dan semakin fokus dalam kembali membangun tatanan kehidupan dengan memenuhi hak-hak bagi setiap individu. Pemberian HAM yang sesuai bagi setiap individu adalah kunci untuk sembuh dan keluar dari kondisi pandemic Covid-19 ini.
Pada peringatan hari HAM, 10 Desember ini, juga menjadi momen penting untuk meningkatkan kerja sama dan rasa solidaritas global demi menciptakan dunia yang damai serta sesuai dengan asas-asas kemanusiaan. Melalui seruan gerakan “Stand Up for Human Rights”, PBB juga mengajak seluruh elemen masyarakat global untuk mendukung langkah transformatif dan memberikan tindakan inspiratif untuk memulihkan kondisi yang lebih baik serta membentuk masyarakat yang tangguh dan adil.
Apalagi setelah merebaknya pandemi Covid-19, bentuk diskriminasi, kemiskinan, dan segala bentuk ketidakadilan semakin meningkat di masyarakat. Sebenarnya terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melawan persoalan HAM selama masa pandemi, yaitu:
Baca Juga: Pasangan Ipuk-Sugirah Menang Pilkada Banyuwangi Versi Quick Count LSI Denny JA
- Menghentikan segala bentuk diskriminasi: Munculnya diskriminasi terhadap sejumlah ras dan budaya menyebabkan krisis HAM di tengah pandemi. Hal ini perlu segera diatasi untuk mencegah terjadinya diskriminasi berkelanjutan setelah pandemi usai.
- Mengatasi bentuk ketidaksetaraan: Sebagai langkah progresif untuk keluar dari krisis, kita juga harus mengatasi ketimpangan yang terjadi selama pandemi ini. Oleh karena itu diperlukan sebuah dorongan dan kontrak sosial baru untuk tetap melindungi hak ekonomi, sosial, dan budaya.
- Mendorong bentuk kerja sama dan solidaritas: Pandemi Covid-19 merupakan masalah kita bersama maka kunci utama untuk mengatasinya adalah dengan saling bahu membahu untuk menolong. Setiap elemen masyarakat memiliki perannya masing-masing untuk memastikan kehidupan yang lebih baik pasca pandemi.
- Mempromosikan pembangunan berkelanjutan: Bentuk-bentuk pembangunan berkelanjutan adalah kebutuhan semua orang dan untuk kebaikan planet Bumi. Deklarasi HAM, Agenda 2030, dan Perjanjian Paris adalah landasan pemulihan untuk mengikutsertakan peran semua orang.
Baca Juga: Pilkada Sumenep: Fauzi-Nyai Eva Unggul Versi Quick Count
Pemenuhan dan kesetaraan HAM adalah kunci kehidupan bagi semua orang untuk pembangunan yang berkelanjutan. Tanpa kunci ini, sulit untuk membangun kehidupan yang berkeadilan, makmur, dan sejahtera. (Andita Eka W/gg)
Referensi: un.org