Tugujatim.id – Film Hijack 93 kini tengah ramai di Netflix menampilkan kisah pembajakan mengerikan penerbangan Nigerian Airways oleh empat pemuda yang mengarahkan pesawat ke Republik Niger dan menyandera semua penumpangnya.
Thriller film ini menangkap tuntutan para pembajak kepada pihak berwenang sekaligus memperlihatkan perjuangan staf dan awak pesawat dalam menghadapi situasi mengerikan tersebut. Di balik narasinya, ada semangat politik yang menjadi motivasi para pembajak, mencerminkan beberapa isu yang dihadapi warga Nigeria di seluruh dunia, semua digambarkan secara intens oleh sutradara Robert Peters.
Ditulis oleh Musa Jeffery David, Hijack 93 adalah kisah fiksi berdasarkan peristiwa nyata pembajakan pesawat Airbus A310 milik Nigerian Airways pada 25 Oktober 1993 oleh Richard Ogunderu, Kabir Adenuga, Benneth Oluwadaisi, dan Kenny Rasaq-Lawal.
Keempat remaja ini yang menaiki penerbangan Lagos-Abuja, membajak pesawat di udara. Film ini memaparkan inti peristiwa nyata tersebut, sambil menambahkan beberapa elemen kreatif yang meningkatkan intensitas ketegangan.
Baca Juga: Chery J6, Mobil Listrik Off-Road Pertama Siap Meluncur di Indonesia pada Desember 2024
Beberapa perubahan kreatif mencakup penambahan plot fiksi, perubahan karakter, latar belakang, dan nama masing-masing pembajak yang diberikan nama simbolis mewakili motivasi terdalam mereka dan masa lalu masing-masing.
Pembajakan ini konon didorong oleh keinginan untuk mengembalikan pemerintahan demokratis di Nigeria yang saat itu berada di bawah rezim sementara.
Rencana awal para pembajak adalah membawa pesawat ke Frankfurt, Jerman, namun harus mendarat di Niamey, Niger, untuk mengisi bahan bakar. Sesampainya di sana, mereka mengumumkan kepada para penumpang dan awak bahwa penerbangan tersebut telah diambil alih oleh Gerakan untuk Kemajuan Demokrasi.
Selama beberapa hari berikutnya, negosiasi intens berlangsung antara para pembajak dan militer yang bersiaga di bandara. Keempat remaja itu mengancam akan membakar pesawat dalam waktu 72 jam jika tuntutan mereka untuk kepemimpinan demokratis tidak didengarkan.
Negosiasi berjalan sulit, tetapi beberapa kelonggaran diberikan dalam hal keselamatan penumpang, dengan beberapa penumpang yang dilepaskan, termasuk pejabat tinggi dari pemerintahan Nigeria dan wakil presiden Tiongkok, Rong Yiren.
Akhirnya, pada 28 Oktober 1993, polisi bersenjata menyerbu pesawat dan menangkap para pembajak tanpa korban jiwa dari pihak awak pesawat. Para pelaku kemudian diadili dan dijatuhi hukuman sembilan setengah tahun di penjara terpencil di Niamey, Niger.
Sinopsis Hijack 93
Film Hijack 93 (2024) mengisahkan peristiwa dramatis pembajakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 206 yang dilakukan oleh sekelompok ekstremis bersenjata.
Film ini terinspirasi dari kisah nyata yang pernah terjadi di Indonesia dan fokus pada ketegangan serta dinamika kompleks antara para penumpang, kru, dan pembajak di dalam pesawat.
Ketika pesawat tengah dalam perjalanan, para pembajak dengan cepat mengambil alih kendali penerbangan dan mengancam keselamatan seluruh penumpang hingga menciptakan ketakutan dan kebingungan di dalam kabin.
Meski terjebak dalam situasi penuh bahaya, penumpang dan kru berusaha menjaga ketenangan, saling mendukung, dan mencari cara untuk bertahan hidup di bawah ancaman konstan.
Di darat, pemerintah dan tim pasukan khusus bergerak cepat merespons situasi darurat ini. Melalui berbagai upaya koordinasi dan negosiasi, pihak berwenang berusaha keras untuk menyusun strategi penyelamatan yang efektif dengan risiko seminimal mungkin.
Namun, mereka dihadapkan pada dilema besar: bagaimana menyelamatkan para sandera tanpa menambah jumlah korban jiwa? Film ini menunjukkan ketegangan dari sisi negosiator yang berada di bawah tekanan waktu, serta tim militer yang harus mempertaruhkan nyawa demi menghentikan aksi teror tersebut.
Seiring berjalannya waktu, ketegangan di dalam pesawat semakin meningkat, dan para penumpang menghadapi tantangan mental serta fisik yang berat.
Konflik, ketakutan, dan keputusasaan melanda mereka, namun solidaritas mulai tumbuh, menghadirkan momen-momen yang menunjukkan keberanian luar biasa di tengah krisis.
Hijack 93 berhasil menggambarkan berbagai sisi psikologis dan emosional dari semua pihak yang terlibat, termasuk penumpang yang tidak bersalah, kru yang setia, serta negosiator dan militer yang mempertaruhkan segalanya.
Melalui tema keberanian, pengorbanan, dan solidaritas, film ini menyuguhkan perspektif mendalam tentang bagaimana manusia menghadapi situasi hidup dan mati dalam krisis pembajakan yang menegangkan.
Dari beragam komentar yang senang dengan film ini, ada komentar dari akun @Afrochatter🇳🇬 yang menyukai film dan menjelaskan sesuatu.
“I loved it. a lot of Nigerians don’t like supporting things in its beginning days, but only when it becomes glamorous or a trend. (Saya menyukainya. Banyak orang Nigeria tidak suka mendukung sesuatu pada awalnya, tetapi hanya ketika hal itu menjadi glamor atau tren.),” tulis akun @Afrochatter🇳🇬.
Ada juga komentar buruk tentang film ini yang ditulis oleh @Politicalbaby.
“Ini adalah cerita yang sangat penting dan dilakukan dengan buruk,” tulis akun @Politicalbaby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Bhertian Jhoni Khairul/Magang
Editor: Dwi Lindawati