SURABAYA, Tugujatim.id – Tiga hari menjelang Hari Raya Iduladha 2023, Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya memastikan seluruh hewan kurban dalam keadaan aman dan sehat. RPH Surabaya pun ingin memberikan kenyamanan kepada masyarakat agar tidak khawatir memakan daging kurban.
Direktur PD RPH Surabaya Fajar Arifianto mengatakan, pihaknya telah mengerahkan empat dokter hewan untuk mengecek indikasi Lumpy Skin Disease (LSD) ataupun penyakit mulut dan kuku hingga memastikan seluruh hewan dalam keadaan sehat.
“Dokter kami sudah stand by sejak bulan lalu, tidak ada temuan pada hewan kurban baik itu LSD ataupun PMK. Gejala klinis tidak kami temukan karena sejak awal memastikan sejak dari peternakan hewan sudah dalam kondisi sehat,” kata Fajar.
RPH Surabaya memastikan untuk hewan kurban yang sesuai syariat memiliki kondisi sehat, tidak kurus, jantan, dan layak potong.
Diketahui sebelumnya, MUI menetapkan bahwa hewan dengan kondisi LSD lebih dari 50 persen seluruh tubuhnya tidak boleh dikurbankan. Merespons hal itu, Fajar menegaskan, dia akan mengikuti sesuai ketentuan.
“Iya (di bawah 50 persen dipotong) karena surat edaran yang kami terima juga dari Kementerian Kehutanan Pertanian itu begitu. Jadi kalau di bawah 50 persen boleh sebagai syarat kurban. Tapi selebihnya seperti dilihat juga layak atau tidak,” tegasnya.
Namun, untuk menentukan uji keyalakan sebelum masuk ke RPH, hewan kurban terlebih dahulu akan dicek melalui Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
“Kami treatment sejak tahun lalu bahwa hewan yang sudah terindikasi gejala klinis PMK maupun LSD akan kami isolasi. Ada ruangan khusus untuk penyembuhan karena biasanya kalau PKM gak mau makan, ngiler, dan sebagainya. Dan kalau hewan masuk kami cek SKKH-nya, kalau nggak ditemukan gelaja klinis ya sudah. Kalau ada, ya dipisahkan,” jelasnya.
Sementara itu, hingga Sabtu (25/06/2023) RPH Surabaya telah menerima pendaftaran 115 pemotongan hewan kurban.
“Tapi jumlah tersebut bisa bertambah karena kami belum menutup pendaftaran,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati