BATU, Tugujatim.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Batu menginginkan produksi susu di Kota Apel semakin meningkat. Untuk mewujudkan keinginan tersebut Pemkot Batu membangun kandang komunal sapi perah di Dusun Brau, Desa Gunungsari.
Dipilihnya kawasan tersebut karena melihat potensi sapi perah yang ada di situ. Memang, Dusun Brau terkenal penghasil susu dan jumlah sapi perah yang sangat banyak. Bahkan, populasi sapi lebih banyak daripada penduduknya.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu memberikan bantuan kandang komunal dan 15 ekor sapi untuk dikelola oleh kelompok masyarakat Margomulyo di daerah itu.
Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, kepada ketua Kelompok Margomulyo, Muhammad Munir, Sabtu (20/11/2021). Pemerintah juga memberikan bibit mawar dan ikan segar untuk menjadi varian sumber daya yang lain pada warga.
Di dalam kandang komunal ini sapi diumbar begitu saja tanpa diikat seperti biasanya. Harapannya, pengembangan sapi lebih optimal dan jumlah susu yang dihasilakan semakin banyak.
“Diharapakan pengembangan sapi lebih optimal, dan hasil susu lebih banyak juga disertai dengan pengolahan limbah menjadi biogas dan pupuk organik,” jelas Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan, Sugeng Pramono.

Sementara itu, Wali Kota Batu berharap bantuan tersebut bisa dikembangkan dan menghasilkan susu yang lebih banyak.
“Produksi susu meningkat, lebih bagus lagi kalau bisa dibuat turunannya seperti permen, keju, yogurt dan lainya agar harganya lebih baik,” ungkap Wali Kota.
Dewanti juga mengingatkan pentingnya mengolah limbah kotoran sapi agar tidak mencemari air sungai, yang akan mempengaruhi kualitas air sehingga menjadi salah satu faktor penyebab stunting.
Di sisi lain, program gemarikan juga diharapkan bisa mendorong tumbuh kembang anak dengan maksimal. Perlu juga diperhatikan kebiasaan dan ketelatenan orang tua dalam memberikan makanan olahan ikan.
“Meskipun kita jarang makan ikan, anak kita harus makan ikan agar gizinya seimbang dan tumbuh semakin baik, kalau tidak suka bisa dibuat olahan ikan yang lain,” tambah Dewanti.
Sementara itu, Muhammad Munir, Ketua Kelompok Tani Margomulyo mengatakan kandang komunal akan dimanfaatkan 50 anggotanya.
Saat ini, jumlah produksi susu di Dusun Brau mencapai 5.000 liter perhari, dan limbah kotoran sapi telah dimanfaatkan oleh warga dengan membangun 30 reaktor biogas yang telah dimanfaatkan sebagai pengganti LPG.
Sedangkan limbah biogas dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
“Kita dukung visi Kota Batu Desa Berdaya Kota Berjaya, yang salah satunya membuat wisata edukasi sapi perah, mulai dari proses perawatan hingga proses pengolahan susunya,” ungkapnya.
Saat ini kelompok Margomulyo telah mengolah susu menjadi produk unggulan seperti yogurt, susu pasteurisasi, permen, pie susu, dan berbagai jenis keju yang bekerjasama dengan negara Italia.