TUBAN, Tugujatim.id – Harga beras yang kian hari makin mencengkik, membuat Pemkab Tuban menguras otak untuk menjaga stabilitas harga pangan. Salah satunya dengan mengintervensi harga beras yang berada di pasaran.
Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (Diskopumdag) Tuban menyebutkan, upaya ini sudah berjalan sejak sepekan terakhir.
“Kami intervensi beras medium sejak Sabtu (02/09/2023). Agar harga beras kembali normal,” ucap Kepala Diskopumdag Kabupaten Tuban Agus Wijaya kepada Tugu Jatim pada Jumat (08/09/2023).
Agus, sapaan akrabnya, menyampaikan, dalam rangka intervensi harga beras ini setidaknya sudah ada tujuh titik kios kami yang berada di tujuh pasar yang dikelola pemerintah daerah. Beras medium yang dijual dengan harga Rp10.900 per kilogram.
“Kalau di pasaran, kualitas beras medium sudah di angka Rp11.500/kg. Sedangkan premium ya kisaran Rp13.000–Rp 13.500/kg,” kata mantan Kabag Humas dan Protokol Kabupaten Tuban ini.

Agus juga menyebutkan, beras yang dijual ini berasal dari pasokan Bulog yang memang sengaja dipersiapkan untuk menjaga inflasi harga di kabupaten, terutama beras.
“Sampai saat ini sudah kirim 3 kali ke kios. Kami batasi pembelian maksimal 2 sak saja. Catatannya hanya untuk dikonsumsi. Bukan dijual,” ucapnya.
Masalah kelangkaan yang menyebabkan harga beras terus merangkak, dia menyebutkan, ada beberapa faktor. Pertama memang kemarau berkepanjangan akibat El Nino, kemudian Fuso karena kekurangan air, dan juga musim hujan yang tidak kunjung datang sehingga berpengaruh pada panen.
Dia juga mengatakan, saat ini juga tejadi kesulitan bahan baku atau gabah. Kalau ada stok, harganya sudah tidak sewajarnya. Data yang dia dapatkan dari sejumlah pengusaha selep, harga gabah mencapai Rp7 ribu per kilo, bahkan sampai Rp8 ribu.
“Sekarang itu uangnya ada, tapi barangnya yang sulit,” terangnya.
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati