MALANG, Tugujatim.id – Keriput wajah mulai nampak dari balik senyum Djamal Aziz. Dengan rompi khas Partai NasDem, ia datang bersilaturahmi dan menghadiri Podcast Tugu Inspirasi di Kantor Tugu Media Group, Kota Malang, Jawa Timur.
Wajahnya yang bersahaja dan kerap melempar senyum, memang tak asing lagi bagi masyarakat. Pria kelahiran Surabaya, 9 Maret 1958, ini merupakan mantan Anggota DPR RI periode 2009-2014.
Di Komisi X DPR RI, Djamal membidangi menangani Pemuda, Pariwisata, Kebudayaan, Pendidikan, Pariwisata, dan Kesenian. Ia pun dipercaya menjadi Anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT).
Terlepas dari prestasinya, Direktur PT Andromeda Graha Indonesia ini ternyata kembali mendaftarkan diri dan maju menjadi calon anggota DPR pada Pemilu 2024.
Saat disinggung soal apa niat dan motivasinya masih ingin menjadi anggota DPR di usia yang cukup berumur, Djamal mengaku hanya ingin menisbahkan sisa umur agar bermanfaat bagi masyarakat.
“Saya ini nggak mau nyari dunyo kok, nggak mau nambah dunyo. Saya nggak mau cari perubahan status ekonomi bos. Saya mau menjadi anfa uhum linnas bermanfaat untuk manusia yang lain,” tuturnya.
Boleh dikatakan, Djamal memang tak lagi terbebani oleh urusan dapur. Keempat anaknya telah menuntaskan pendidikan dan hidup mandiri.
“Bojo ayu, anak papat (empat) sudah jadi semua, alhamdulillah anak saya yang paling kecil itu lulusan UI tiga tahun setengah hukum dan mau sekolah ke luar negeri dapat (beasiswa) LPDP alhamdulillah. Saya nggak mikirin bayar sekolah anak ini,” selorohnya.
Maju dengan Nomer Urut 6, Djamal Aziz: Gak Masalah
Kok nomer urut 6, Bib? tanya CEO Tugu Media Group, Irham Thoriq pada Djamal Aziz saat membahas nomor urut. Irham menganggap bahwa nomor urut juga berpengaruh terhadap kemungkinan terpilihnya caleg.
Menanggapi hal itu, Djamal mengaku tak risau. Politisi senior ini menganggap bahwa nomor urut tidak terlalu penting. Persepsi masyarakat akan nomor urut tidak lebih penting dari bagaimana komunikasi para caleg dengan masyarakat.
Menurutnya, apabila masyarakat bisa menerima pesan yang disampaikan dan mendapatkan edukasi, maka masyarakat akan tersadarkan untuk memilih.
“Kalau nomor enam anda perbincangkan, nomor enam itu bagus. Lima partainya Islam, rukun Islam. Enam rukun iman personalnya. Ente Islam tapi kalau ndak iman percuma, betul ndak?,” jelasnya sambil tersenyum.
Tak Pilih-pilih, Djamal Aziz Datangi Semua Undangan dari Masyarakat
Sebagai fungsionaris partai, Djamal Aziz sudah sejak lama berkeliling ke mimbar-mimbar publik. Ia tak pernah membeda-bedakan siapa yang memberinya undangan. Baik acara maulid, acara sunaan, pengajian, dan lainnya.
“Kenapa orang kok senang ngundang saya? Karena saya ikut patungan, biasanya mengundang orang memberi uang, ini saya ikut patungann,” jelasnya sambil sesekali melempar guyonan.
Ia kerap turut memberi beberapa rupiah untuk keperluan acara yang mengundangnya sebagai pembicara. “Iya. Gae tuku sotone gae tuku banyune, saya urun. Mereka senang. Wis ngundang habib ae mulih gak nyangoni tambah disangoni ambek Habib,” imbuhnya.
Dengan pemberiannya, ia hanya berharap masyarakat ikut terbantu dan mendapatkan manfaat.(ads)
Penulis: Imam A Hanifah
Editor: Lizya Kristanti