SURABAYA, Tugujatim.id – Menjadikan teman sebagai keluarga merupakan ciri khas silaturahim yang dipraktikkan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana. Hal tersebut bukan semata dikatakan secara lisan tapi dipraktikkan dengan nyata secara konsisten selama puluhan tahun.
Bahkan, Dr Aqua yang telah yatim piatu selalu memperlakukan orangtua sahabat-sahabatnya seperti orangtuanya sendiri. Ketika berkunjung ke sebuah kota atau tempat, pria yang hobi membaca ini selalu menyempatkan waktu untuk bisa menemui sahabatnya. Ketika sahabat yang dituju tidak ada ia akan menemui orangtua temannya itu. Bahkan tak sekadar bersua fisik tapi sekaligus kerap membawa buah tangan menemani kehadirannya.
Hal tersebut sudah menjadi ciri khas seorang Dr Aqua. Doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut selalu menegaskan sisa hidupnya akan diorientasikan untuk senantiasa bersilaturahim dan 95 persen dari kehidupannya diarahkan untuk kepedulian sosial. Hal itu bukan semata ucapan belaka tapi dipraktikkan nyata dalam segenap aktivitasnya.
Salah seorang teman akrab Dr Aqua, Fuad Ariyanto atau akrab dipanggil Cak Fu, sangat memahami kebiasaan sohibnya itu. Ia menilai kebiasaan tersebut sangat positif meski tidak banyak orang yang melakukannya secara konsisiten.
Kini setiap waktunya diarahkan dan dihabiskan untuk terus berkeliling ke seantero wilayah buat bersilaturahim. Praktis hanya di akhir pekan ia berkesempatan bersua dengan keluarga di kediamanya di Kota Bogor atau di Yogyakarta. Hal tersebut nyaris tanpa henti dilakukannya selama sekitar 20 tahun terakhir.
Dalam silaturahim tersebut, Dr Aqua tanpa disadari dirinya juga telah menginspirasi banyak pihak untuk juga terus menguatkan ikatan silaturahim antarsesama manusia.
Selaras pribahasa, bergaul dengan orang-orang baik, insya Allah akan tertular perbuatan baik. Tentu dengan syarat pikiran terbuka dan tidak asal mencap dan memandang remeh atau rendah orang lain. Inilah yang dirasakan dan disampaikan langsung oleh salah seorang sahabat Dr Aqua, Cak Fu.
Sebelum dikenal sebagai Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional seperti saat ini, Dr Aqua yang menempuh studi S1, S2, dan S3 linier di bidang Komunikasi itu sempat bekerja sebagai wartawan di beberapa media nasional, salah satunya di Grup Jawa Pos, bersama Cak Fu saat itu. Cak Fu sendiri kemudian menjadi Wakil Pemimpin Redaksi Jawa Pos.
Dr Aqua adalah sosok yang tak pernah lupa akar sejarahnya. Termasuk terhadap lingkungan awal pergaulannya dalam pekerjaan dan bahkan sangat dekat serta menjalin persahabatan akrab dengan rekan-rekan kerjanya dulu semasa menjadi wartawan. Salah satunya adalah Cak Fu. Ketika di usia pensiun Cak Fu mengalami sakit terkena serangan stroke pada Agustus 2021, Dr Aqua adalah sosok yang selalu mendampingi dan terus bersilaturahim. Hingga kini.
Silaturahim Mbak Nia
Pada satu siang, Cak Fu bercerita tiba-tiba terdengar suara perempuan mengucap salam di pintu pagar rumahnya.
“Kami persilakan masuk. Kami –saya dan istri Anisah Fuad— belum pernah kenal dengan tamu perempuan tersebut. Setelah meletakkan kantong belanja berisi buah tangan, dia menghampiri saya yang duduk di atas ranjang bambu. Tempat saya istirahat sehari-hari. Bersalaman,” demilkian disampaikan Cak Fu.
‘’Saya Istrinya dr Arif, Nia Arif,’’ kata perempuan tersebut mengenalkan diri.
Dokter Arif Setiawan adalah wakil direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Mohamad Soewandhie Surabaya. Dia banyak membantu Cak Fu waktu rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit milik Pemerintah Kota Surabaya tersebut. Termasuk, mengaktifkan kembali kartu Askes (Asuransi Kesehatan) yang sempat dinonaktifkan karena lama tidak terpakai. Dokter Arif menghubungi langsung kantor pusat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Jakarta.
Mbak Nia –begitu kami menyapa istri dr Arif—mengatakan kehadirannya sekadar ingin silaturahim. Dia bersama dr Arif dan dua anaknya Jasmine Atha Kirana dan Roseline belum lama ini main ke Yogyakarta, menjadi tamu istimewa Dr Aqua sekeluarga.
“Dalam perbincangan, Mbak Nia mendengar baik Dr Aqua maupun dr Arif beberapa kali menyebut nama saya. Mungkin menyangkut sakit stroke yang saya alami sampai saat ini. Penyakit itu menyerang saya sejak Agustus 2021. Alhamdulillah kondisi sekarang sudah jauh lebih baik. Hanya tangan dan kaki kiri yang masih lemah. Insya Allah tak lama lagi kembali pulih. Aamiin,” ungkap Cak Fu lagi.
Memuliakan Tamu
Dalam pandangan Cak Fu, hampir dapat dipastikan pada kunjungan dr Arif sekeluarga ke Yogyakarta dan perjumpaannya dengan Dr Aqua, cukup membawa kesan.
Dr Aqua pasti memanfaatkan pertemuan itu untuk bicara tentang silaturahim yang sudah menjadi personal branding-nya.Tidak hanya dengan kata-kata tapi juga dengan perbuatan nyata yang konsisten dilakukannya selama puluhan tahun. Termasuk perlakuannya yang selalu memuliakan tamu.
Bagi dr Arif dan Mbak Nia, amalan (silaturahim) seperti itu akan dilakukan dengan senang. Karena itu ketika ada kesempatan, Mbak Nia –dengan izin dr Arif—bersilaturrahim ke rumah kami.
“Alhamdulillah… Sekarang kami punya Akung dan Uti di Surabaya,’’ kata Mbak Nia yang asli Probolinggo.
Menjadikan teman sebagai keluarga merupakan ciri khas silaturahim yang dipraktikkan Dr. Aqua.
Silaturahim yang dilakukan dr Arif dan Mbak Nia dilanjutkan dengan takziah melayat ke mendiang Rudy Suardana, ayahanda Ventje Suardana, sahabat karib Dr Aqua yang sudah seperti saudara. Dokter Arif dan Mbak Nia pada Sabtu (25/2/2023) pagi itu merupakan tamu pertama Ventje di rumah duka, Adi Yasa Surabaya. Jenazah Rudy tiba di rumah duka itu dari Singapura sehari sebelumnya.
“Dokter Arif dan Mbak Nia tampaknya mulai tertular ‘’virus’’ silaturrahim yang dilambungkan Dr. Aqua. Semoga,” demikian disampaikan Cak Fu. (*)