News  

Jeritan Histeris Penumpang Melengking saat Perahu Penyeberangan Tenggelam di Sungai Bengawan Solo

Proses pencarian korban tengggelamnya perahu penyebarangan sungai Bengawan Solo, Tuban./tugu jatim
Proses pencarian korban tenggelamnya perahu penyebrangan sungai Bengawan Solo, Tuban. (Foto: Rochim)

TUBAN, Tugujatim.id – Suara teriakan histeris para penumpang mewarnai peristiwa tenggelamnya perahu penyeberangan TubanBojonegoro di Sungai Bengawan Solo di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Rabu (3/11/2021) pagi.

Kala itu, sebuah perahu besi berukuran 15 x 2,5 yang dikemudikan sang pemilik, Kasiyan (60), warga Bojonegoro mengalami kecelakaan dan tengggelam setelah diterjang derasnya arus sungai yang tengah meluap. Saat itu, perahu hendak mengantarkan para penumpang untuk menuju Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Tuban.

“Masya Allah mas, kaki saya gemetar hingga tidak bisa saya gerakan untuk menolong mereka. Karena syok melihat orang yang histeris minta tolong saat terbawa arus,” beber Kasnadi, pekerja proyek jembatan yang menghubungkan Tuban-Bojonegoro.

Saksi mata tersebut membeberkan bahwa saat kejadian, terdapat dua buah perahu yang nyaris diterjang derasnya Sungai Bengawan Solo. Masing-masing perahu tersebut dari Rengel, sedang satunya berasal dari arah Bojonegoro.

Sebelumnya, perahu pertama yang melintas sempat terhantam derasnya aliran arus sungai yang meluap. Namun, perahu tersebut berhasil lolos dari ancaman dan berhasil bersandar ke tepian bantaran sungai.

Namun nasib berkata lain pada perahu kedua. Perahu yang berisikan belasan penumpang ini diketahui nekat melawan arus sungai yang benar-benar deras. Sesampainya di tengah sungai, tiba-tiba perahu kehilangan kendali, terbalik, dan akhirnya tenggelam.

Kasnadi pun mengaku ikut berteriak sekeras-kerasnya untuk meminta tolong warga yang berada di sekitar penyeberangan. Beruntung, saat itu terdapat perahu penambang pasir di sekitar lokasi. Hingga pertolongam bisa dilakukan dengan cepat.

“Namun karena terbatas juga. (Akhirnya, red) tidak bisa menolong korban yang lainnya,” imbuhnya.

Dia mengaku heran dengan beberapa korban yang masih-masih anak. Korban itu, terapung dan sedikit menepi ke tepian sungai Bengawan Solo, dan bisa ditolong oleh korban lainnya yang bisa berenang.

“Saya juga heran yang anak-anak itu. Kok bisa terapung dan hanyut menepi sendiri. Mungkin itu benar-benar kekuasaan Tuhan,” tandasnya.

Sementara itu, korban yang selamat Mat Sarmuji (56) mengatakan pada saat kejadian, dia berusaha sekuat tenaga yang dimilikinya untuk menyelamatkan diri dengan berenang.

“Tadi waktu ke tepi ditolong naik ke daratan sama penambang pasir,” ujarnya.

Dia pun tidak menyangka dan mengaku tidak akan pernah melupakan peristiwa yang menimpanya maupun korban lain tersebut. Sarmuji sedianya, menyeberang sungai dengan memanfaatkan jasa penyeberangan akan berangkat kerja proyekan ke Bojonegoro.

“Saya tidak bisa membayangkan peristiwa itu terjadi. Alhamdulillah bisa selamat,” syukurnya.

Sebatas diketahui, diketahui total terdapat 6 orang korban perahu tenggelam ini yang belum ditemukan. Sejauh ini proses pencarian masih dihentikan dan akan dilanjutkan pada Kamis (4/11/2021) pagi.