SURABAYA, Tugujatim.id – Presiden RI, Joko Widodo meminta Menteri Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem Anwar Makarim untuk menganggarkan biaya pendidikan lebih besar untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Tercatat, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk pendidikan selama kurun 2009 sampai 2024 yakni sebanyak Rp6.400 triliun.
Sementara itu, dana abadi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sejak tahun berdirinya yakni 2011 hingga 2023 menghabiskan sebanyak Rp139 triliun.
Kendati demikian, menurut pria yang akrab disapa Jokowi itu, anggaran pendidikan harus diperbesar karena setiap perguruan tinggi membutuhkan riset untuk peningkatan SDM.
Untuk itu, di hadapan Nadiem Makarim dan para rektor, Jokowi meminta agar anggaran pendidikan harus diperbesar di periode selanjutnya.
“Perguruan tinggi dana riset harus betul-betul diperkuat. Pak Nadiem, anggarannya diperbesar tidak ada apa-apa dimulai tahun ini meskipun ganti presiden, tapi mau nggak mau pasti melanjutkan. Ntah 01, 02 atau 03. Tapi dimulai dulu,” katanya dalam Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia (FRI) 2024, di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jawa Timur, pada Sabtu (15/1/2024).
Selanjutnya, rasio penduduk berpendidikan lulusan S-2 dan S-3 di Indonesia juga kalah dengan negara tetangga, Malaysia dan Vietnam. “Rasio penduduk berpendidikan S-2 dan S-3 populasi produktif, Indonesia masih sedikit 0,45 persen. Malaysia dan Vietnam itu 2,4 persen,” terang Jokowi.
Sehingga, yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia adalah menyiapkan SDM yang kuat mental, fisik, inovatif, serta berkualitas.
“Perguruan tinggi menjadi lembaga riset karena memiliki dosen, tenaga peneliti, dan puluhan ribu mahasiswa untuk pengembangan iptek dan berinovasi memecahkan masalah-masalah bangsa,” ucap Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut memerintahkan BRIN dan Bappenas untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi terkait pengembagan riset dan teknologi. “Oleh karena itu saya memerintahkan BRIN untuk orkestrator penelitian bersama Bappenas untuk menjawab tantangan dan peluang yang kita hadapi. Dan paling penting kuncinya ada di perguruan tinggi,” tandasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti