BATU, Tugujatim.id – Karnaval bantengan dengan ciri khas atraksi kalap atau kesurupan menjadi tontonan ribuan warga di sepanjang jalan Panglima Sudirman hingga Balai Kota Batu Lama, Minggu (8/8/2022). Bau kemenyan menyeruak di sepanjang jalan yang menjadi arena karnaval atau kirab massal pegiat seni budaya bantengan se-Malang Raya tersebut.
Warga Kota Batu memang menunggu momen yang sempat vakum tersebut karena pandemi Covid-19. Dalam gelaran kali ini, tak hanya warga Kota Batu yang tumplek blek ke jalan, tetapi juga wisatawan yang sedang berkunjung ke Kota Apel juga tak ingin melewatkan perhelatan akbar kesenian tersebut.
Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 1.500 peserta yang terlibat dalam kirab bertajuk ‘Karnaval 1000 Banteng’ dalam peringatan 14 tahun Bantengan Nuswantara itu.

Masing-masing kelompok secara bergantian saling unjuk diri dari titik start di Simpang Empat BCA hingga Balai Kota Lama. Mulai melecutkan pecut atau cemeti, memakan dupa, menghirup asap kemenyan hingga kalap atau kesurupan menjadi-jadi.
Pertunjukan seni bantengan memang menjadi aksi paling ditunggu-tunggu, khususnya warga Kota Batu. Apalagi, sudah dua tahun berselang, mereka tak bisa lagi menonton pertunjukan seni itu lantaran pandemi COVID-19.
“Kangen mas liat bantengan. Biasanya tiap tahun, tiap bulan pasti disini ya ada yang gelar bantengan. Tapi karena pandemi itu libur semua. Makanya sekarang saya belain turun ke kota buat nonton,” kata Parman (32) warga Desa Sumberbrantas Kota Batu.
Hari itu, dari yang masih balita hingga tua antusias sekali melihat aksi bantengan tersebut. Begitu juga seniman bantengan cilik hingga tua dari berbagai daerah sekitar Kota Batu juga ikut memeriahkan kirab bantengan massal tersebut.

Peserta kirab ini juga ada yang datang dari luar daerah, seperti Paguyuban Seni Bela Diri Pencak Silat Banteng Kembar Made asal Pacet, Mojokerto. Total dalam kirab itu dia membawa 93 anggotanya untuk beratraksi disana.
Salah satu anggotanya, Doni Fitrian mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan diri dengan latihan sejak dua bulan yang lalu. ”Kami sangat antusias sekali begitu ada diundang kirab ini. Kami memang berkomitmen untuk melestarikan kesenian ini sejak 1962 silam kami berdiri,” ungkap Doni.
Terpisah, anggota Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB), Muhammad Anwar menuturkan bahwa karnaval ini memang menjadi obat kerinduan para pecinta seni bantengan setelah puasa pertunjukan hampir selama dua tahun.
Dalam kegiatan karnaval 1000 banteng dengan “Sambung Roso Sambung Tresno” itu diikuti oleh 50 grup bantengan dari Malang Raya dengan masing-masing grup terdiri dari 30 orang dengan total 1500 peserta.

”Tentu saja ini semacam menjadi obat kerinduan masyarakat setelah dua tahun pandemi kami gak bisa berkarya. Semoga, pelestarian seni budaya tradisi ini tetap dapat bertahan selamanya,” ujarnya.
Di sisi lain, pertunjukan akbar ini juga berdampak positif terhadap perputaran kondisi ekonomi masyarakat. Terutama bagi mereka yang berjualan, berdagang hingga petugas parkir di sepanjang lokasi bantengan seolah sedang memasuki masa panen besar-besar.
”Bersyukur sekali dagangan cilok saya sudah habis jam segini (pukul 15.00 WIB, red). Biasanya saya jualan ya sampai malem, itu pun gak mesti habis,” ungkap Suhartono, salah satu pedagang cilok disana.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim