KEDIRI, Tugujatim.id – Pasca dikeluarkannya pernyataan resmi Bupati Kediri terkait lonjakan kasus Covid-19 gelombang ke 3 di Kabupaten Kediri, sejumlah lokasi wisata ditutup. Salah satunya adalah Simpang Lima Gumul (SLG). Akibat kebijakan tersebut para pedagang SLG khawatir tidak diperbolehkan berjualan.
Selain penutupan tempat wisata, acara car free day yang biasa dilakukan di sekitar SLG juga kembali dihentikan. Dari pantauan Tugujatim sejak pagi sekiran pukul 06.30 WIB pedagang sudah mulai berdatangan. Namun, mereka belum membuka dagangannya hingga pukul 8.30 WIB.
Hal tersebut dikarenakan dihentikannya car free day dan juga pembagian nomer lapak oleh paguyupan pedagang di sana. Eni, salah satu pedagang, mengatakan pihaknya sudah mengetahui tentang dihentikannya car free day. Namun, dia tetep berjualan terperti biasa.
“Sudah diumumkan, tadi kalau CFD libur, tapi ya gimana, saya ya tetep jualan,” ungkap Eni, Minggu (6/2/2022).
Pedagang yang menjual sambel goreng kentang tersebut juga menambahakan bahwa pihaknya pasrah dengan kebijakan yang di terapkan pemerintah. Dia khawatir dengan kebijakan tersebut dirinya tidak boleh berjualan lagi, yang berarti tidak ada pemasukan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Ya, takut kalau sewaktu-waktu ada razia dan jalan-jalan di sekitar SLG ditutup,” tambahnya.
Eni dan pedagang berharap kasus Covid-19 segera turun di Kediri agar dapat berjualan dengan tenang tanpa rasa takut.
“Ya mau gimana lagi, kita ngikut pemerintah untuk keselamatan bersama, semoga cepat normal lagi aja mas,” ujar Eni.
Data yang dihimpun dari petugas Satpol PP di lapangan, rencana penutupan tempat wisata di SLG akan dilakukan hari ini, Minggu (6/2/2022). Sedangkan area yang ditutup dan steril dari pedagang yaitu pasar tugu, jalan di sekitar gedung BPR, jalan sekitar wisata Gumul Paradise Island, dan jalan sekitar tanaman hijau dan juga area Monumen Gumul
“Rencana nanti pukul 12 siang, tetapi lebih jelasnya, tanya ke kepala Satpol PP aja,” ungkap petugas yang enggan menyebutkan namanya.
Kepala Satpol PP Kabupaten Kediri, Agung Joko, belum memberikan keterangan.
“Untuk penutupan tempat wisata, langsung ke pak Wignyo saja mas, Kadis Pariwita yang punya kewenangan,” ungkapnya.