Kasus Penemuan 45 Mayat di Series Five Days At Memorial Bikin Penasaran, Bagaimana Kronologi Kisah Nyatanya?

series Five Days at Memorial. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Channel Apple TV+/Tugu Jatim)
Cuplikan adegan penemuan 45 mayat pasca Badai Katrina berakhir di series Five Days at Memorial. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Channel Apple TV+)

MALANG, Tugujatim.id – Series Five Days at Memorial saat ini sedang hangat-hangatnya diperbincangkan pencinta film karena berdasarkan kisah nyata. Five Days at Memorial berlatarkan cerita tentang perjuangan dokter dan perawat di Pusat Medis Memorial saat Badai Katrina meluluhlantakkan New Orleans pada 2005 selama 5 hari.

Sepanjang setiap episode Series Five Days at Memorial dibuka dengan pernyataan dokter-dokter tentang penemuan 45 mayat yang mencurigai Dr Anna Pou, diperankan oleh Vera Farmiga, sebagai penyebab dari kematian mereka.

Series Five Days at Memorial yang masih bersambung di episode 4 ini kurang lebih membuat penonton penasaran. Benarkah Dr Anna Pou membunuh 45 mayat di rumah sakit itu saat banjir mendera? Kira-kira, seperti apa kronologi kisah nyatanya?

Dilansir dari Bustle dan Newsweek, seorang jurnalis bernama Sheri Fink menulis buku berjudul sama, Five Days at Memorial dan berkesempatan menceritakan kembali kronologi kejadian di rumah sakit itu. Dia bahkan mendapatkan perspektif langsung dari Dr Anna Pou yang diketahui membantunya menulis.

Fink menceritakan hari-hari setelah Badai Katrina kategori 5 berlalu pada 29 Agustus 2005, Pusat Medis Memorial kehilangan daya listrik karena generator cadangan rusak karena banjir, suhu melonjak hingga lebih dari 100 derajat, pasokan makanan, air, dan sanitasi yang terbatas mengharuskan staf rumah sakit harus melakukan evakuasi.

Dalam menentukan evakuasi, mereka dilanda dilema karena harus memprioritaskan urutan evakuasi pasien. Pada akhirnya, para dokter sepakat untuk menyelamatkan bayi-bayi terlebih dulu, disusul pasien unit perawatan intensif yang hidupnya bergantung pada alat penopang hidup yang dayanya dari listrik, lalu pasien yang tidak memiliki harapan hidup sebagai pengungsi terakhir. Pada 2 September 2005, sekitar 2.000 pasien, pengungsi, dan staf rumah sakit telah berhasil dievakuasi.

series Five Days at Memorial. (Foto: Pinterest/Tugu Jatim)
Pusat Medis Memorial yang terendam banjir akibat Badai Katrina kategori 5 di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat. (Foto: Pinterest)

Dan 13 hari kemudian, pada 11 September 2005, mayat 45 pasien ditemukan di kamar mayat darurat Pusat Medis Memorial. Investigasi pun dilakukan Jaksa Agung Louisiana karena kematian di rumah sakit ini yang tertinggi daripada fasilitas medis lainnya.

Dari tes toksikologi yang dilakukan pada 41 mayat, 23 di antaranya dinyatakan positif diinjeksi antara morfin dan midazolam, atau bahkan keduanya untuk meredakan nyeri. Menurut dokumen pengadilan yang ditinjau NPR, pada 1 September 2005, seorang perawat sempat mendengar diskusi bahwa dokter memutuskan untuk melakukan Euthanasia atau suntik mati guna mempercepat kematian pasien yang terlalu lemah dievakuasi. Salah satu staf administrasi juga bersaksi melihat dokter mengisi jarum suntik dengan obat penghilang rasa sakit.

Hal ini sempat dibantah oleh profesional medis di Pusat Medis Memorial. Mereka bersaksi bahwa beberapa pasien meninggal karena terlalu sakit untuk menahan kondisi panas menyengat, kondisi gelap menyulitkan dokter bekerja tanpa peralatan yang diperlukan, juga makanan dan air yang terbatas.

Namun, akhirnya setahun kemudian, agen Departemen Kehakiman Louisiana menangkap Dr Anna Pou serta dua perawat, Cheri Landry dan Lori Budo, sehubungan dengan kematian 4 pasien pada Juli 2006. Mereka dituduh atas pembunuhan tingkat dua. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ada beberapa saksi melihat dokter dan perawat yang ditangkap memberi suntikan kepada pasien.

Namun karena kurangnya bukti dan sebagian besar kematian di Pusat Medis Memorial tidak dapat ditentukan, tuntutan terhadap perawat Cheri Landry dan Lori Budo dibatalkan saat mereka setuju memberikan kesaksian. Juri agung juga menolak untuk mendakwa Dr Anna Pou dan tuntutan dihapus pada Juli 2007. Jurnalis Sheri Fink pun percaya bahwa Pou, Landry, dan Budo tidak membunuh dengan sengaja.

Pada Agustus 2007, Dr Anna Pou mengungkap bahwa dia memang memberikan suntikan pada 9 pasien di Unit LifeCare. Untuk diketahui, lantai ketujuh dari gedung Pusat Medis Memorial memang disewakan untuk unit swasta bernama LifeCare.

“Tujuannya adalah untuk membantu pasien yang mengalami rasa sakit dan menenangkan pasien yang cemas, itu saja,” jelas Pou kepada NewsWeek pada Agustus 2007.

Setelah kejadian itu, Dr Anna Pou membantu menulis dan mengesahkan tiga undang-undang di Louisiana yang memberikan perlindungan dan kekebalan kepada profesional kesehatan dari sebagian besar tuntutan hukum perdata atas pekerjaan mereka saat bencana, seperti Badai Katrina.

Begitulah kisah yang dialami Dr Anna Pou, pemeran utama dari Series Five Days at Memorial. Apakah kisah nyata ini akan sama dengan kisah di seriesnya? Kita tunggu saja, ya!

 

 


Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim