SURABAYA, Tugujatim.id – Konflik antara Rusia dan Ukraina yang pecah pada 24 Februari 2022 lalu, membuat Khofidatur Rofiah, volunteer asal Indonesia sekaligus dosen pendidikan luar biasa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ikut tergerak. Dosen Unesa ini pun tergerak hatinya melihat jutaan penduduk Ukraina mengungsi ke berbagai perbatasan negara, termasuk ke Polandia.
Bahkan, sekitar 500 ribu penduduk Ukraina berusaha menyelamatkan diri untuk menghindari konflik gelombang hingga pengungsi tersebut direspons oleh Pemerintah Polandia dengan membentuk posko penerimaan dan penyediaan kebutuhan pokok dan obat-obatan. Perempuan yang akrab disapa Fia tersebut memang sedang menjalankan program studi doktor di Department Pedagogical University of Cracow, Polandia.
Dosen Unesa Fia ini menuturkan, semenjak gelombang pengungsi berdatangan ke Polandia, secara cepat melalui media sosial warga di sana mengumpulkan semua kebutuhan pokok. Mulai dari makanan, pakaian, selimut, perlengkapan mandi, mainan anak-anak, obat-obatan, dan lain-lainnya secara cepat disalurkan kepada pengungsi.
“Alhamdulillah, saya dapat kesempatan untuk membantu mengumpulkan, menyeleksi, mengemas, dan menyalurkan berbagai kebutuhan pokok kepada para pengungsi,” ujar dosen Unesa ini melalui sambungan telepon pada Senin (07/03/2022).
Meski cukup menguras tenaga, waktu, dan butuh mobilitas tinggi serta rasa waswas yang selalu menghantui, bagi Fia, itu tidak menjadi hambatan. Sebab, menurut dia, kalau urusan kemanusiaan adalah yang terpenting.
“Jadi volunteer ini juga bukan kali pertama baginya. Selama di Indonesia, sejak jadi mahasiswi sampai diangkat jadi dosen, saya aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemanusiaan pada Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) Unesa,” ujarnya.
Dia menambahkan, perang dua negara tersebut sangat mengkhawatirkan dan mengancam keselamatan penduduk. Tidak hanya di negara yang berperang, tapi juga negara di sekitarnya.
“Warga di sini (Polandia, red) saja khawatir dan takut, apalagi warga Ukraina dan Rusia. Tentu secara psikologis semua sangat terguncang,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, warga Ukraina yang mengungsi terbagi dalam beberapa kategori. Di antaranya, ada yang memiliki tujuan untuk menyelamatkan diri ke keluarga, kerabat, atau temannya di Polandia hingga ada juga yang tidak memiliki keluarga maupun teman.
“Jadi di pusat atau posko penerimaan, Pemerintah Polandia menyiapkan pusat informasi. Nanti mereka yang ada keluarganya diarahkan ke daerah tujuan, bahkan disiapkan akomodasi,” terangnya.
Sementara itu, bagi pengungsi yang tidak memiliki keluarga disiapkan akomodasi dan kebutuhan pokok di pusat pengungsian dan pemerintah menjamin hak-haknya.
“Namanya perang menyangkut keselamatan tentu takut dan tertekan. Kasihan sama yang rentan-rentan, seperti orang tua, ibu-ibu, dan anak-anak. Saya gak kebayang ada di posisi mereka. Semoga sesegera mungkin konflik usai dan dua negara segera berdamai,” harapnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim