MALANG, Tugujatim.id – Menanggapi aksi yang telah dijalankan Solidaritas Malang Melawan Pelemahan KPK di depan Balai Kota Malang, Rabu (02/06/2021), terkait mosi tidak percaya pada pimpinan KPK yang menyatakan 75 pegawai gagal dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Padahal, mereka (75 pegawai, red) itu merupakan sosok penting yang berperan dalam mengatasi kasus-kasus besar.
Ketua Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) Dr Dhia Al-Uyun menanggapi aksi itu dengan mengapresiasi civitas academica yang masih peduli dan berperan dalam menyatakan kebenaran di tengah hiruk-pikuk kisruhnya negara.
“KIKA mengapresiasi, akhirnya banyak civitas academica yang pada akhirnya berani menyatakan kebenaran di tengah kekisruhan dan tekanan politik dan akademik yang dialami,” terangnya melalui daring pada Tugu Jatim, Jumat (04/06/2021).
Selain itu, KIKA juga menggandeng 72 lembaga yang tergabung dalam koalisi masyarakat anti korupsi sejak 26 Mei 2021. Hal itu, Dr Dhia menjelaskan, merupakan bentuk penolakan pada semua iktikad buruk dalam pelemahan KPK.
“KIKA bersama 72 lembaga dalam koalisi masyarakat anti korupsi sejak 26 Mei 2021 menolak segala bentuk pelemahan KPK. Bahkan, diskusi yang menilai lewat perspektif psikologis sebagaimana disampaikan Dr Idhamsyah dan Hani M. PhD soal kualitas TWK pada 17 Mei 2021,” jawabnya.
Dr Dhia juga menegaskan, dalam upaya solidaritas itu juga mendatangkan Tata Khoiriyah sebagai pegawai KPK yang ikut dinonaktifkan akibat TWK yang padahal, meminjam kata Dr Dhia yang menyebutnya dengan istilah, “cacat metodis dan substansi”.
“Mendatangkan Tata Khoiriyah, seorang pegawai yang ikut dinonaktifkan, mendapati kondisi tes wawasan kebangsaan yang cacat dalam hal metodis dan substansi,” tegasnya.
Dr Dhia yang mewakili KIKA berharap bahwa aksi di depan Balai Kota Malang itu dapat menjadi awal dari konsolidasi masyarakat sipil dan menggugah jajaran lain untuk ikut bersuara.
“Saya harap aksi di balai kota adalah awal dari konsolidasi masyarakat sipil dan akan terus menggugah masyarakat sipil yang lain untuk berani bersuara dalam pelemahan KPK,” bebernya.
“Buktinya, catatan ICW soal penanganan kasus menurun berlipat-lipat tahun ini. KPK adalah amanah reformasi, harapan besar penegakan korupsi ada di lembaga ini,” jelasnya.
Sebelum obrolan ditutup, Dr Dhia berharap, jangan ada upaya yang menyerang individu KPK atas alasan kompetensi, pegawai KPK merupakan orang terpilih yang sudah berperan banyak mengatasi berjibun kasus berat terkait korupsi di Indonesia.