MOJOKERTO, Tugujatim.id – Kabupaten Mojokerto tidak hanya dikenal sebagai daerah yang banyak ditempati pabrik-pabrik besar. Industri level rumahan pun banyak dijumpai di Bumi Majapahit. Seperti industri yang dijalani perajin logam kuningan yang berada di Bejijong, Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Salah satu pemilik usaha kerajinan logam kuningan di Bejijong, Multazam menerangkan, memang di sini sering dikenal sebagai sentra produksi logam kuningan. Pria beristri warga Bejijong ini mengatakan dirinya menggeluti dunia sebagai perajin logam kuningan ini sejak 2005 silam atau selama 18 tahunan.
“Sejak tahun itu (2005), kami mulai start produksi. Kalau awalnya kami sejak 2002 lalu. Tahun 2002 itu sebatas kami jualan biasa, tapi kulakan dari orang lain,” terang Multazam, Rabu (22/11/2023).
Untuk menghasilkan kerajinan dari logam kuningan dikenal dua metode. Yaitu berupa cor basah dan cor kering.
“Namun kami fokusnya cor kering. Jadi, bikin cetakan dulu, lalu tinggal dituang logam kuningan yang sudah cair, kemudian tinggal ditunggu logamnya dingin,” imbuh Multazam.
Proses pembuatan kerajinan logam kuningan diawali dengan pembuatan cetakan dari bahan lilin. Untuk lilin yang dipakai cetakan ini sama dengan yang digunakan pada kerajinan kain batik pada umumnya. Selanjutnya cetakan tersebut dibungkus tanah liat, baru kemudian dibakar.
“Pembakaran cetakan memperhatikan seberapa banyak kuantitas yang dipesan. Sementara pengeringan cetakan tergantung cuaca,” ujar Multazam.
Misalnya Multazam mendapat pesanan pengecoran sekitar 1 kuintal. Maka estimasi pembakaran cetakan dimulai sejak pukul 07.00-16.00.
“Sekitar 8 jam pembakaran cetakan saja,” imbuhnya.
Setelah cetakan selesai, proses selanjutnya adalah logam kuningan yang telah dicairkan dituangkan dalam cetakan. Proses ini memakan waktu hingga satu malam.
“Setelah itu baru proses bongkar. Biasanya besoknya baru dipecah atau dibongkar,” ujar Multazam.
Saat masuk tahap finishing, hasil kerajinan logam kuningan yang dikeluarkan dari cetakan lantas dihaluskan dengan gerinda. Setelah dibersihkan dengan gerinda, proses selanjutnya adalah tahap pewarnaan.
“Pewarnaan ini tergantung pesanan. Seperti yang Anda lihat tadi ada warna hijau, kalau seringnya warna gold yang dipesan dari Bali,” urai Multazam.
Saat disinggung tentang jangkauan konsumen, Multazam mengaku banyak bekerja sama dengan jaringan bisnis di Bali. Jaringan ini yang membantu memasarkan produk-produk milik Multazam hingga ke luar negeri.
“Pasar kami memang banyak di luar negeri. Jadi meski kami kirim ke Bali misalnya, tetap saja nanti peminatnya dari luar negeri, sampai Amerika juga,” ujar perajin logam kuningan ini.
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati