MALANG, Tugujatim.id – Akibat bencana banjir bandang yang terjadi di Kota Malang pada Kamis (04/11/2021), ratusan warga diungsikan karena rumahnya terdampak. Namun, kini para pengungsi di Posko Senaputra Kota Malang telah kembali pulang ke rumahnya masing-masing. Tapi, bagaimana nasib pengungsi yang rumahnya hilang usai disapu banjir bandang tersebut?
Kisah pilu dialami Rohman, 62, warga RT 07/RW 06, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang, yang rumahnya telah rata dengan tanah. Kini Rohman harus ngemper di rumah tetangganya sembari menanti rumahnya kembali dibangun.
“Katanya pemerintah mau membangunkan rumah kami lagi. Makanya ini saya bersihkan. Tapi, gak tau kapan akan dibangun,” ujar Rohman yang matanya tampak berkaca-kaca pada Senin (08/11/2021).
Bekerja sebagai tukang becak, Rohman mengaku tidak akan mampu jika harus membangun sendiri rumahnya. Rohman yang tinggal seorang diri itu tampak tak percaya rumahnya hilang disapu banjir bandang.
Dia hanya bisa meratapi keadaan rumahnya yang rata dengan tanah. Bahkan, tak satu pun perabotan rumah yang tersisa usai banjir bandang menghantam rumahnya.
“Saya baru kemarin (07/11/2021) pindah dari posko. Ya memang hilang semua rumah beserta isinya. Makanya ini saya tidur di tetangga,” ucapnya.
Rohman juga menceritakan kejadian banjir bandang yang melanda. Dia mengaku hanya sempat melarikan diri saat air Sungai Brantas naik ke pemukiman warga.
“Gak sempat bawa apa-apa, cepat-cepat lari saja. Saya lihat rumah saya kena batang pohon besar, diameternya sekitar 1 meter. Waktu itu airnya setinggi pintu rumah,” jelasnya.
Kini Rohman berharap Pemkot Malang bisa segera membangunkan rumahnya kembali. Sementara untuk bantuan logistik, Rohman mengaku sudah cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hal serupa juga dialami Joko Joyo, 56, warga Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Joko mengaku tak mengetahui secara pasti kejadian banjir bandang yang membuat rumahnya hanya tersisa fondasinya saja.
“Saat kejadian, saya tidak di rumah. Sejak pukul 16.00 WIB, saya keluar, ada ibadah dan ada kegiatan sosial. Waktu saya pulang pukul 18.00 WIB, orang-orang sudah diarahkan ke tempat pengungsian. Ternyata rumah saya juga tidak ada, roboh,” tuturnya.
Joko yang kesehariannya sebagai perawat lansia dan pelayan difabel di salah satu yayasan sosial di Kota Malang itu mengaku pasrah dengan apa yang dia alami.
Seperti warga lainnya, Joko juga telah pindah dari Posko Senaputra. Namun, dia juga harus ngemper di rumah tetangganya karena rumahnya tinggal fondasi saja.
“Mungkin ini sudah jalan saya, tidak masalah. Saya juga hampir setiap hari melihat kesusahan lansia maupun difabel yang saya rawat. Saya hanya ingin melayani orang Malang,” tandasnya.